
MENGGALI KARISMA DIRI
Charisma Effect menarik untuk dibaca karena tidak sekedar memberi tips dan mendukung orang untuk memancing keluar efek karismanya, tapi juga memberanikan individu untuk bereksperimen
(Syifa Amori, Jurnal Nasional, Juni 2009)
Suka atau tldak suka, sesungguhnya setiap orang sudah berada di atas panggung ketika ke luar rumah dan bersosialisasi dengan orang lain. Di panggung inilah efek karisma akan menentukan keberhasilan seseorang mencapai tujuan dengan cara memengaruhi orang lain.
Andrew Leigh, seorang manajer senior yang mendirikan dan mengembangkan Maynard Leigh Associates, menuliskan mengenai efek karisma dan dampaknya bagi kehidupan seseorang dalam buku Charisma Effect: Agar Siapa pun Terkesima dan Terkesan Kepada Anda. Buku yang diterbitkan Ufuk Press dalam terjemahan bahasa Indonesia ini mengemukakan bahwa efek karisma yang biasanya melekat pada para tokoh bukanlah sesuatu yang magis, supernatural, atau mustahil diraih. Hingga batas-batas tertentu, setiap orang bisa menghadirkan karisma dalam versi yang lebih kecil, yang disebut efek karisma (charisma effect).
Leigh mendefinisikan konsep efek karisma sebagai sebuah kemampuan dalam mengerahkan segala aspek yang ada pada diri seseorang untuk menciptakan kesan kuat yang membekas di dalam pikiran orang lain, memengaruhi mereka secara emosional, fisik dan intelektual, termasuk pikiran, sikap, dan perilaku mereka. “Secara tradisional, karisma murni selalu didefinisikan sebagai kemampuan luar biasa untuk memengaruhi orang lain dan membuat mereka tunduk dan taat," kata Leigh.
Melalui buku ini, Leigh menjelaskan berbagai unsur yang dapat membantu seseorang menciptakan efek karisma, bukan karisma murni dalam versi ekstrem. Metode yang dipaparkan Leigh sudah dirasakan manfaatnya oleh sekian banyak peserta workshop bertema pengaruh pribadi dan sesi konsultasi individual yang dijalankan perusahaan Leigh selama bertahun-tahun bagi para staf dan sejumlah perusahaan besar yang menjadi klien mereka.
Ada tiga elemen penting yang menurut Leigh menjadi kunci proses untuk menghasilkan efek karisma, yaitu A-B-C; Aim (menetapkan tujuan); Be Yourself (menjadi diri sendiri); Chemistry (menciptakan chemistry). Pada bagian pertama yang dijuduli Tujuan, Leigh hanya memuat satu bab mengenai tingkat kesadaran diri. Dengan memaksinialkan kesadaran diri, seseorang akan mampu mengetahui siapa sejatinya diri mereka dan apa tujuan serta prinsip hidupnya, termasuk mengetahui pengaruh apa yang dapat ia timbulkan pada orang lain, pengaruh yang diterima dari orang lain, serta segala yang terjadi di sekelilingnya.
Dalam bab ini diungkapkan berbagai-bagai tipe pecundang yang selalu merasa dirinya takkan mampu meningkatkan efek karisma dirinya (krisis efek karisma), di antaranya manusia yang selalu merasa bernasib malang, yang selalu mencari kambing hitam, dan yang pasif.
Yang unik dari buku ini adalah penults memuat latihan praktis dasar yang bisa langsung dipraktikkan pembaca. Misalnya dengan memandang diri sendiri di cermin dengan tenang dan obyektif sehingga dapat menyelami jiwa melalui bayangan di cermin dan menganalisa segala aspek kepribadian diri sendiri. Leigh juga memaparkan latihan untuk mendeteksi karakter si pecundang, dan tentu saja cara untuk meng-hindarinya atau mengubah diri dari seorang pecundang menjadi pemenang.
Pada bagian kedua, Be Yourself (Jadilah Diri Sendiri!) yang memuat delapan bab, Leigh menuliskan rujuh perilaku utama yang membentuk efek kharisma sceara detail. Pertama adalah kefasihan dalam berbicara. Pada bab Kefasihan ini dicontohkan bagaimana pujangga Shakespeare mengatasi keterbatasan kosa-katanya dengan cara menciptakan 2.000 kata baru, dan juga cara-cara menguasai intonasi, volume, serta menyampaikan pesan dengan sederhana.
Bab-bab selanjutnya membahas soal keyakinan diri yang penampakannya di mata orang lain berupa pribadi yang santai dan tidak kaku, supel, ramah, dan lincah, punya kontrol diri dan punya tujuan yang jelas.
Ada pula bab tentang penghayatan dan keaslian pribadi yang menarik untuk disimak. Khususnya dalam konsep keaslian diri buku Charisma Effect yang menjabarkan beberapa ciri orang yang palsu; yaitu orang yang hanya mau berteman dengan mereka yang memiliki sesuatu yang bisa mendatangkan keuntungan orang yang punya banyak koleksi kartu nama, nomor telepon, tapi tak punya sahabat orang yang memanipulasi orang untuk meraih tujuan dan membiarkan dirinya dimanipulasi orang; orang yang melakukan apa saja untuk pujian dan tidak jujur pada diri sendiri; orang yang merasa kesepian, disepelekan orang, terasing, tidak peduli untuk mengembangkan diri, serta tidak lagi nyaman menjadi diri sendiri.
Saran penulis, untuk menjadi autentik, orang harus selalu berpedoman pada realitas untuk menjawab pertanyaan seperti "siapakah aku", "apa yang paling penting bagiku", "apa yang sesungguhnya aku inginkan" dan bukan hanya berharap serta-merta dapat menjadi pribadi autentik usai ikut lokakarya pengembangan kepribadian autentik.
Masih ada lagi poin penting terkait keberanian, semangat, dan pembawaan diri yang memuat tentang penampilan serta perawatan fisik, hingga akhirnya masuk pada bagian ketiga buku yang membahas tentang chemistry. Charisma Effect menarik untuk dibaca karena tidak sekedar memberi tips dan mendukung orang untuk memancing keluar efek karismanya, tapi juga memberanikan individu untuk bereksperimen. Pada bab akhir yang merupakan contoh penerapan prinsip dalam buku, digambarkan sistem penerapan metode A-B-C pada berbagai situasi seperti kegiatan sosial, presentasi, pertemuan atau rapat yang terdiri dari beberapa tahap (perencanaan, eksperimen, dan review).
Sayangnya, dari gambaran situasi dan contoh penerapan ini, Leigh memang memfokuskan pada lingkungan kerja atau manajerial saja. Akan jadi sulit untuk menggunakan buku ini sebagai dasar aplikasi bagi mahasiswa atau umum. Padahal, judul buku ini tidak mengerucut pada satu golongan saja. Akibatnya, pembaca harus kreatif mencari alternatif dalam mencari bentuk eksperimennya sendiri jika kebetulan tidak berada di lingkungan perkantoran.
Untungnya ada juga beberapa cara latihan yang sifatnya cukup umum sehingga bisa dipraktikkan, seperti bereksperimen dengan diam yang sangat menarik dan menantang untuk dicoba. Seluruh ataupun sebagian dari buku ini, mungkin saja bisa menggali sisi magnet diri Anda sehingga menjadikan Anda berpengaruh pada lingkungan sekitar.
Andrew Leigh, seorang manajer senior yang mendirikan dan mengembangkan Maynard Leigh Associates, menuliskan mengenai efek karisma dan dampaknya bagi kehidupan seseorang dalam buku Charisma Effect: Agar Siapa pun Terkesima dan Terkesan Kepada Anda. Buku yang diterbitkan Ufuk Press dalam terjemahan bahasa Indonesia ini mengemukakan bahwa efek karisma yang biasanya melekat pada para tokoh bukanlah sesuatu yang magis, supernatural, atau mustahil diraih. Hingga batas-batas tertentu, setiap orang bisa menghadirkan karisma dalam versi yang lebih kecil, yang disebut efek karisma (charisma effect).
Leigh mendefinisikan konsep efek karisma sebagai sebuah kemampuan dalam mengerahkan segala aspek yang ada pada diri seseorang untuk menciptakan kesan kuat yang membekas di dalam pikiran orang lain, memengaruhi mereka secara emosional, fisik dan intelektual, termasuk pikiran, sikap, dan perilaku mereka. “Secara tradisional, karisma murni selalu didefinisikan sebagai kemampuan luar biasa untuk memengaruhi orang lain dan membuat mereka tunduk dan taat," kata Leigh.
Melalui buku ini, Leigh menjelaskan berbagai unsur yang dapat membantu seseorang menciptakan efek karisma, bukan karisma murni dalam versi ekstrem. Metode yang dipaparkan Leigh sudah dirasakan manfaatnya oleh sekian banyak peserta workshop bertema pengaruh pribadi dan sesi konsultasi individual yang dijalankan perusahaan Leigh selama bertahun-tahun bagi para staf dan sejumlah perusahaan besar yang menjadi klien mereka.
Ada tiga elemen penting yang menurut Leigh menjadi kunci proses untuk menghasilkan efek karisma, yaitu A-B-C; Aim (menetapkan tujuan); Be Yourself (menjadi diri sendiri); Chemistry (menciptakan chemistry). Pada bagian pertama yang dijuduli Tujuan, Leigh hanya memuat satu bab mengenai tingkat kesadaran diri. Dengan memaksinialkan kesadaran diri, seseorang akan mampu mengetahui siapa sejatinya diri mereka dan apa tujuan serta prinsip hidupnya, termasuk mengetahui pengaruh apa yang dapat ia timbulkan pada orang lain, pengaruh yang diterima dari orang lain, serta segala yang terjadi di sekelilingnya.
Dalam bab ini diungkapkan berbagai-bagai tipe pecundang yang selalu merasa dirinya takkan mampu meningkatkan efek karisma dirinya (krisis efek karisma), di antaranya manusia yang selalu merasa bernasib malang, yang selalu mencari kambing hitam, dan yang pasif.
Yang unik dari buku ini adalah penults memuat latihan praktis dasar yang bisa langsung dipraktikkan pembaca. Misalnya dengan memandang diri sendiri di cermin dengan tenang dan obyektif sehingga dapat menyelami jiwa melalui bayangan di cermin dan menganalisa segala aspek kepribadian diri sendiri. Leigh juga memaparkan latihan untuk mendeteksi karakter si pecundang, dan tentu saja cara untuk meng-hindarinya atau mengubah diri dari seorang pecundang menjadi pemenang.
Pada bagian kedua, Be Yourself (Jadilah Diri Sendiri!) yang memuat delapan bab, Leigh menuliskan rujuh perilaku utama yang membentuk efek kharisma sceara detail. Pertama adalah kefasihan dalam berbicara. Pada bab Kefasihan ini dicontohkan bagaimana pujangga Shakespeare mengatasi keterbatasan kosa-katanya dengan cara menciptakan 2.000 kata baru, dan juga cara-cara menguasai intonasi, volume, serta menyampaikan pesan dengan sederhana.
Bab-bab selanjutnya membahas soal keyakinan diri yang penampakannya di mata orang lain berupa pribadi yang santai dan tidak kaku, supel, ramah, dan lincah, punya kontrol diri dan punya tujuan yang jelas.
Ada pula bab tentang penghayatan dan keaslian pribadi yang menarik untuk disimak. Khususnya dalam konsep keaslian diri buku Charisma Effect yang menjabarkan beberapa ciri orang yang palsu; yaitu orang yang hanya mau berteman dengan mereka yang memiliki sesuatu yang bisa mendatangkan keuntungan orang yang punya banyak koleksi kartu nama, nomor telepon, tapi tak punya sahabat orang yang memanipulasi orang untuk meraih tujuan dan membiarkan dirinya dimanipulasi orang; orang yang melakukan apa saja untuk pujian dan tidak jujur pada diri sendiri; orang yang merasa kesepian, disepelekan orang, terasing, tidak peduli untuk mengembangkan diri, serta tidak lagi nyaman menjadi diri sendiri.
Saran penulis, untuk menjadi autentik, orang harus selalu berpedoman pada realitas untuk menjawab pertanyaan seperti "siapakah aku", "apa yang paling penting bagiku", "apa yang sesungguhnya aku inginkan" dan bukan hanya berharap serta-merta dapat menjadi pribadi autentik usai ikut lokakarya pengembangan kepribadian autentik.
Masih ada lagi poin penting terkait keberanian, semangat, dan pembawaan diri yang memuat tentang penampilan serta perawatan fisik, hingga akhirnya masuk pada bagian ketiga buku yang membahas tentang chemistry. Charisma Effect menarik untuk dibaca karena tidak sekedar memberi tips dan mendukung orang untuk memancing keluar efek karismanya, tapi juga memberanikan individu untuk bereksperimen. Pada bab akhir yang merupakan contoh penerapan prinsip dalam buku, digambarkan sistem penerapan metode A-B-C pada berbagai situasi seperti kegiatan sosial, presentasi, pertemuan atau rapat yang terdiri dari beberapa tahap (perencanaan, eksperimen, dan review).
Sayangnya, dari gambaran situasi dan contoh penerapan ini, Leigh memang memfokuskan pada lingkungan kerja atau manajerial saja. Akan jadi sulit untuk menggunakan buku ini sebagai dasar aplikasi bagi mahasiswa atau umum. Padahal, judul buku ini tidak mengerucut pada satu golongan saja. Akibatnya, pembaca harus kreatif mencari alternatif dalam mencari bentuk eksperimennya sendiri jika kebetulan tidak berada di lingkungan perkantoran.
Untungnya ada juga beberapa cara latihan yang sifatnya cukup umum sehingga bisa dipraktikkan, seperti bereksperimen dengan diam yang sangat menarik dan menantang untuk dicoba. Seluruh ataupun sebagian dari buku ini, mungkin saja bisa menggali sisi magnet diri Anda sehingga menjadikan Anda berpengaruh pada lingkungan sekitar.
2 comments:
membaca seluruh blog, cukup bagus
Kereeeeeen, dari baca blog ini saja jadi paham isi bukunya apa :)
Post a Comment