Monday, June 22, 2009




MENGGALI KARISMA YANG TERPENDAM

Buku berjudul Charisma Effect, Agar Siapa pun Terkesima dan Terkesan kepada Anda ini memberikan gambaran bagaimana mengerahkan semua aspek yang ada dalam diri untuk menciptakan kesan kuat yang membekas di dalam pikiran orang lain
(Sahesty, Koran Jakarta, Juni 2009).


Di tengah persaingan memperebutkan simpati calon pemilih, kredibilitas para calon presiden (capres) tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain faktor keahlian, kepercayaan publik, dan moral, kredibilitas capres diperkuat dengan karisma.

Capres yang berkarisma mampu memukau publik hingga berjam-jam mendengarkan paparan ide dan gagasannya. Mereka memancarkan kepercayaan diri dan daya tank yang luar biasa terhadap orang-orang di sekelilingnya. Oleh karenanya, mereka mendapat kepercayaan, kekaguman, dan persetujuan publik.

Kecenderungan ini menjadikan sebagian orang menganggap karisma sebagai pesona "magis" kekuatan besar dalam diri orang tertentu yang dibawa sejak lahir. Akibatnya, tidak sedikit orang yang enggan mencari dan mendapatkan karisma dalam dirinya. Padahal, dengan memiliki karisma pribadi, orang biasa pun akan bisa menciptakan pengaruh pribadi yang dahsyat.

Buku berjudul Charisma Effect, Agar Siapa pun Terkesima dan Terkesan kepada Anda ini memberikan gambaran bagaimana mengerahkan semua aspek yang ada dalam diri untuk menciptakan kesan kuat yang membekas di dalam pikiran orang lain. Diharapkan kesan kuat tersebut akan terpatri secara emosional, fisik, dan intelektual termasuk dalam pikiran, sikap, dan perilaku orang lain. Dalam buku ini, penulis menjelaskan ada beberapa proses pengembangan efek karisma dirumuskan dalam istilah A - B - C. A atau Aim adalah sebuah proses memantapkan tujuan. Kekuatan tujuan akan menuntun seseorang menganalisis hambatan-hambatan apa saja yang mungkin ada dan menemukan solusinya.

Sementara B atau Be Yourself merupakan arena untuk menampilkan jati diri pribadi kepada publik. Ada tujuh perilaku utama yang patut jadi perhatian meliputi kefasihan, keyakinan diri, penghayatan, keaslian pribadi, keberanian, semangat, dan pembawaan diri. Bereksperimen dan berlatih menampilkan sisi terbaik dari perilaku-perilaku tersebut akan membuat efek karisma terlihat lebih kentara.

Akhirnya C atau Chemistry adalah proses menjalin kecocokan. Ini memang hal yang sulit. Elemen penting yang berpengaruh besar adalah perhatian, saling kebergantungan, pembinaan kedekatan. Ketiganya tak mendukung terciptanya komunikasi dua arah yang intensif guna memun kinkan terciptanya kecocokan.

Seorang guru bijak suatu hari pernah berkata, "Jika kita ingin diri ini berpengaruh seluas mungkin, maka pastikanlah diri ini diterima dengan seluas-luasnya." Tak ingin membuat bingung muri muridnya, dia kembali melanjutkan, "Marilah kita menjadikan diri kita diterima dengan menjadikan orang lain merasa nyaman untuk mengizinkan kita berada di lingkungan mereka. Lalu jadikanlah diri kita disukai dengan menjadikan kehadiran kita pencerah bagi kehidupan orang lain."

Membaca dan mempraktikkan ilmu dalam buku ini akan menjadikan potensi diri untuk diterima seluas-luasnya semakin besar. Apalagi jika kemudian orang lain merasa nyaman dan mengizinkan kita berada di ling¬kungan mereka.«

Peresensi adalah Sahesty, alumnui
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universi-
tas Padjajaran, Bandung.


No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes