Tuesday, May 25, 2010



Sejak awal bab pertama, novel ini sudah mengajak kita berteka-teki. Selalu ada suspense/kejutan dalam setiap babnya, sepertinya tersebar secara merata
(Iva Avianty)


Novel setebal 488 halaman ini mungkin tak tampak eye-catching jika melihat covernya sekilas. Tampak dark dan muram, sekilas membuat kita bisa menerka isinya. Namun saya jadi tertarik setelah membaca sekilas isi ceritanya di back cover. Kisah diawali dengan sebuah peristiwa beberapa abad lalu di Perancis, dimana telah terjadi perjanjian rahasia antara seorang pemuda dengan ‘seorang’ malaikat yang terbuang. Perjanjian ini kemudian menjadi semacam ‘kutukan’ yang tak usang termakan zaman. Hingga takdir menetapkan sebuah momen di Coldwater, Maine. Seorang gadis dengan trauma psikologis, harus berpasangan dalam pelajaran biologi reproduksi manusia dengan seorang cowok yang sejak awal membuatnya takut, namanya Patch. Di sisi lain, Nora adalah seorang cewek yang sulit jatuh cinta. Baginya, hari-hari dengan sahabatnya, Vee, dan ibunya, sudah cukup mengisi kehidupannya. Projek ini ternyata merubahnya. Nora perlahan menyadari bahwa ia jatuh cinta pada Patch, dan demikian pula sebaliknya. Rasa ketertarikan itu dirasakan Nora sebagai bahaya yang siap mengancamnya. Dia merasa Patch terlalu jauh masuk ke dalam hidupnya, bahkan hingga ke perasaan paling rahasia sekalipun.Bersama itu, hidupnya kemudian dipenuhi dengan banyak hal misterius. Banyak orang yang tampaknya mencoba mengancamnya. Di saat-saat seperti itu, anehnya, seperti ada keterlibatan Patch. Nora harus menemukan jawaban yang pasti. Dan ini membuat dirinya semakin terseret jauh ke dalam permasalahan yang melibatkan dirinya, Patch, orang-orang baru dalam hidupnya, dan takdir masa lalu tentang Nephil, separuh manusia, separuh malaikat.

Sejak awal bab pertama, novel ini sudah mengajak kita berteka-teki. Selalu ada suspense/kejutan dalam setiap babnya, sepertinya tersebar secara merata. Ini menjadikan kita yang membaca tak ingin meletakkan buku ini hingga selesai membacanya. Alur yang cepat juga menjadi salah satu poin yang menjadikan novel ini menarik. Pergantian antar scene dibuat seolah-olah kita sedang menyaksikan sebuah film bergenre thrilleryang beralur cepat. Satu lagi poin novel ini. Tokoh-tokohnya begitu hidup. Seolah kita sedang mengalami sendiri berbagai kejadian itu, sebagai salah satu tokohnya. Entah itu sebagai Nora, Patch, Vee, Jules, dan Dabria. Dengan kata-katanya sendiri, Becca bahkan sukses membuat kita membayangkan betapa menawan dan memikatnya Patch yang ‘dark but charming’ itu. Hm-hm, ada lagi poin yang lain. Novel ini sexy lho. Maksudnya, jangan membayangkan bahwa di novel ini akan bertaburan kata-kata atau kalimat romantis seperti membaca serial Harlequin. Atau membayangkan adegan-adegan mesra yang terekspos secara vulgar. Becca cukup piawai membungkus adegan-adegan mesra antara Nora dan Patch dengan kata-kata yang tidak seronok dan vulgar.

Jadi, saya sih merekomendasikan novel ini termasuk criteria Young Adults, alias remaja dewasa. Atau dewasa sekalian. Saya juga angkat topi pada penerjemah yang berhasil membawa amanat novel ini kepada pembacanya. Cara penerjemahan yang flowing dan tidak kaku membuat kita nyaman membaca sekaligus memahami buku ini. Amanat tentang kekuatan cinta dan pengorbanan demi yang kita cintai, meskipun harus melepas nyawa misalnya, sampai kepada pembaca dengan mulus.

No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes