BENCANA JAWA 2011; KONSPIRASI INTERNASIONAL MENGHANCURKAN JAWA
Sebagai satu kesatuan, Bencana Jawa 2011 mengemukakan ide yang cukup jarang di tengah menghamburnya fiksi dengan topik nyaris setali tiga uang di perbukuan Indonesia.
(Rini Nurul Badariah, Wisata Buku.Com, Agustus 2009)
Sebagai satu kesatuan, Bencana Jawa 2011 mengemukakan ide yang cukup jarang di tengah menghamburnya fiksi dengan topik nyaris setali tiga uang di perbukuan Indonesia.
(Rini Nurul Badariah, Wisata Buku.Com, Agustus 2009)
Bahan baku novel bernapaskan konspirasi ini adalah ramalan Jayabaya, bahwa Pulau Jawa akan tenggelam dan terbelah menjadi dua. Waktunya diperkirakan jatuh pada tahun 2011. Nuansa mistis tidak dibiarkan berlama-lama menetap dalam perjalanan cerita, sebab yang menjadi sorotan adalah aspek politik. Ditengarai, jaringan pemasok Israel menanam detonator yang dapat disamarkan sebagai bencana alam kala meledak. Perusahaan-perusahaan pengeboran mempermudah kedok mereka, salah satunya Damai Bersaudara Internasional tempat Honggo Kim bekerja. Dalam sebuah kecelakaan di lapangan, sejumlah korban tewas kecuali Honggo Kim sendiri. Hanya saja, bakteri-bakteri di sekitar lokasi menyusup ke tubuhnya sehingga DNA lelaki muda ini mengalami perubahan.
Penulis memaparkan unsur geologi yang pekat disajikan dalam novelnya secara lancar, mengindikasikan bahwa ia memiliki pengetahuan luas di bidang itu. Menariknya, cerita dihubungkan dengan isu-isu akurat semisal menyemburnya lumpur di Jawa Timur dan gas beracun di sumur penduduk. Honggo Kim, yang semula hanya berkonsentrasi pada tugas dan membahagiakan keluarganya, menjadi aset buruan sejumlah jaringan untuk mensukseskan misi masing-masing. Ia dilanda kebingungan guna menentukan pilihan terbaik, sementara ibu, adik dan pembantunya yang telah bertahun-tahun mengabdi terancam bahaya.
Sebagai satu kesatuan, Bencana Jawa 2011 mengemukakan ide yang cukup jarang di tengah menghamburnya fiksi dengan topik nyaris setali tiga uang di perbukuan Indonesia. Penuturan yang kental bernuansa non fiksi tidak mengganggu kenikmatan baca, namun akan lebih paripurna jika kesalahan ejaan dan tanda baca dibenahi lebih saksama. Di samping itu, penjelasan beberapa bagian terlalu rinci dan diulang-ulang sehingga pembaca tidak leluasa menerka. Ada kesan bab satu dengan lainnya kurang terkait erat karena lagi-lagi pembaca disuguhi deskripsi fisik dan pemilihan nama Honggo Kim. Akan semakin rupawan apabila paragraf-paragraf yang mengusik kejutan dipangkas saja. Sudut pandang orang ketiga pun menjadi kabur karena sebutan beberapa karakter, antara lain Pak Richard dan Pak Robby.
Walaupun demikian, novel Bencana Jawa 2011 (yang sempat menimbulkan dugaan sebagai karya non fiksi) mampu mencuatkan greget dari pemikiran-pemikiran tertentu. Sebut saja dugaan bahwa tsunami dan gempa Aceh 2004 disebabkan oleh bom termonuklir. Satu pertanyaan yang masih melayang-layang: siapakah Pak Setiawan yang menghadiri seminar di awal kisah? (rini)
Penulis memaparkan unsur geologi yang pekat disajikan dalam novelnya secara lancar, mengindikasikan bahwa ia memiliki pengetahuan luas di bidang itu. Menariknya, cerita dihubungkan dengan isu-isu akurat semisal menyemburnya lumpur di Jawa Timur dan gas beracun di sumur penduduk. Honggo Kim, yang semula hanya berkonsentrasi pada tugas dan membahagiakan keluarganya, menjadi aset buruan sejumlah jaringan untuk mensukseskan misi masing-masing. Ia dilanda kebingungan guna menentukan pilihan terbaik, sementara ibu, adik dan pembantunya yang telah bertahun-tahun mengabdi terancam bahaya.
Sebagai satu kesatuan, Bencana Jawa 2011 mengemukakan ide yang cukup jarang di tengah menghamburnya fiksi dengan topik nyaris setali tiga uang di perbukuan Indonesia. Penuturan yang kental bernuansa non fiksi tidak mengganggu kenikmatan baca, namun akan lebih paripurna jika kesalahan ejaan dan tanda baca dibenahi lebih saksama. Di samping itu, penjelasan beberapa bagian terlalu rinci dan diulang-ulang sehingga pembaca tidak leluasa menerka. Ada kesan bab satu dengan lainnya kurang terkait erat karena lagi-lagi pembaca disuguhi deskripsi fisik dan pemilihan nama Honggo Kim. Akan semakin rupawan apabila paragraf-paragraf yang mengusik kejutan dipangkas saja. Sudut pandang orang ketiga pun menjadi kabur karena sebutan beberapa karakter, antara lain Pak Richard dan Pak Robby.
Walaupun demikian, novel Bencana Jawa 2011 (yang sempat menimbulkan dugaan sebagai karya non fiksi) mampu mencuatkan greget dari pemikiran-pemikiran tertentu. Sebut saja dugaan bahwa tsunami dan gempa Aceh 2004 disebabkan oleh bom termonuklir. Satu pertanyaan yang masih melayang-layang: siapakah Pak Setiawan yang menghadiri seminar di awal kisah? (rini)
1 comment:
Terima kasih untuk resensi Rini Nurul.
Koreksi sedikit: Honggo Kim bekerja pada BHP Inc, bukan di Damai Bersaudara Internasional. Pada saat ledakan, sebagian besar pekerja selamat termasuk Honggo Kim.
Pak Setiawan, akan muncul lagi di buku serial kedua. :)
Salam kenal.
yanky
Post a Comment