Tuesday, February 24, 2009


KEAJAIBAN MENYANTUNI ANAK YATIM

Penulis kelahiran Indrarnayu, 11 November 1978, itu juga menuliskan unsur-unsur lain yang mampu memberikan motivasi bagi pembacanya untuk mau menyantuni anak yatim
(Republika, Februari 2009)

Tertidur di Masjidil Haram ketika sedang melakukan ibadah haji, Abdullah bin Mubarak bermimpi. la melihat percakapan dua orang malaikat yang membicarakan bahwa tidak ada satu pun jamaah haji yang hajinya diterima oleh Allah SWT. kecuali satu orang yang bernarna Muwaffaq. tukang sepatu dari Damaskus.

Terdorong rasa penasaran, Abdullah segera mencariya selelah bangun. Ternyata tukang sepatu itu belum berhaji sebelumnya. Abdullah semakin heran, pertanyaan demi perlanyaan meluncur dari mulutnya. Terungkap bahwa saat tukang sepatu itu dan istrinya hendak berhaji dengan menggunakan uang hasil jerih payahnya, mereka beriernu dengan anak yatim tidak makan selama berhari-hari. Uang yang sedianya digunakan untuk berhaji, mereka berikan seluruhynya untuk makan anak-anak yatim tersebut.

Kisah ini menunjukkan betapa anak yatim mendapatkan posisi khusus dalam Islam. Bahkan bagi orang-orang yang memuliakan mereka akan mendapatkan banyak keberkahan Turmudzi meriwayatkan, Rasulullab SAW pernah bersabda “Barang siapa yang menanggung makan dan minum (memelihara) anak yatim dari orang Islam, sampai Allah SWT mencukupkan dia, maka Allah mengharuskan ia masuk surga, kecuali ia melakukan dosa yang tak terampunkan," (HR Turmudzi)

Abdullah bukanlah satu-satunya orang yang menyaksikan keutamaan menyantuni anak yatim. Masih banyak kisah-kisah lain yang muncul dan kemudian di rangkum oleh Mujahidin Nur dalarn bukunya, Keajaiban Menyantuni Anak Yatim. Simak saja kisah lyong Suptiah dari Pancoran, Jakarta, yang berhasil mendapatkan keturunan setelah bertahun-tahun berharap hanya dengan menyantuni anak yatim. Lalu kisah Syahril Amir, pendiri SD Islam Kaffa di Rempoa Permai, Ciputat, yang merasa bahwa doanya banyak terkabul karena menyantuni anak yatim.

Kisah menakjubkan dan para penyantun anak yatim tidak sepenuhnya mengisi seluruh halaman dalam buku itu Penulis kelahiran Indrarnayu, 11 November 1978, itu juga menuliskan unsur-unsur lain yang mampu memberikan motivasi bagi pembacanya untuk mau menyantuni anak yatim. Seperti pengertian bahwa menyantuni anak yatim tidak hanya dengan harta tetapi juga secara psikologis melalui rasa kasih sayang.

Mujahidin juga menuliskan seluk-beluknya dan tentang harta mereka dalam Islam. Bagaimana balasan bagi orang yang menelantarkan anak yatim dan memakan harta mereka. Agar tidak bertanya tanya, sang penulis juga menyisihkan beberapa balaman untuk mengisinya dengan tips-tips yang benar untuk menyantuni anak-anak yatim.





























No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes