Tuesday, July 08, 2008




KISAH PEMIMPIN DARI PEDALAMAN

H.C. Armstrong boleh dibilang berhasil menampilkan sosok utuh pendiri Keraja¬an Arab Saudi ini. la masuk dalam detail-detail banyak peristiwa yang dialami sosok yang mendapat julukan "Singa Padang Pasir" itu.
(Erwin Y. Salim, Gatra, Juli 2008)


Ia lahir bertepatan dengan azan subuh dikumandangkan pada suatu hari di bulan November 1880. Salah satu ruangan istana Kerajaan Saud yang telah memudar karena pertikaian keluarga menjadi saksi kelahiran anak yang diberi nama Abdul Aziz itu. Sang ayah, Abdur Rahman, adalah imam kaum Wahabi, penerus tradisi yang dibangun Saud yang Agung, pendiri aliran itu bersama Muhammad Abdul Wahhab.

Dibesarkan dalam tradisi Wahabi yang ketat, Abdul Aziz tumbuh sebagai pribadi yang sederhana, berpendirian kuat, dan taat menjalankan ajaran Islam. Tempaan berbagai pengalaman pahit yang dicecapnya sejak usia balita melahirkan sosok pemimpin yang tangguh, waspada, dan penuh perhitungan. la sangat lihai "bermain" di antara dua kekuatan besar, Inggris dan Jerman, yang menguasai kawasan sekitar Jazirah Arab, lalu tampil sebagai pemenang.

Tak cuma itu. Abdul Aziz pun tampil sebagai raja yang memberi kedamaian dan keamanan kepada seluruh rakyatnya. la memerintah dengan adil dan kuat, menerapkan hukuman yang keras. Dengan kesantunan sikap dan wibawanya, ia memperluas wilayah kekuasaan nenek moyangnya dari pedalaman Najd dan berhasil menciptakan stabilitas di kawasan Jazirah Arab yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Itulah benang merah yang dapat ditarik dari buku biografi Raja Abdul Aziz, yang lebih dikenal sebagai Raja Ibn Saud. H.C. Armstrong boleh dibilang berhasil menampilkan sosok utuh pendiri Kerajaan Arab Saudi ini. la masuk dalam detail-detail banyak peristiwa yang dialami sosok yang mendapat julukan "Singa Padang Pasir" itu.

Sebut saja cerita masa kecil Ibn Saud hidup di pengasingan karena kekalahan ayahnya dari Muhammad Ibn Rashid, pemimpin suku Shammar. la mendapat keahlian berkuda dan berperang selama ayahnya hidup di tengah-tengah suku Baduwi. Terungkap pula bahwa Abdul Aziz sempat tinggal di Bahrain dan Qatar sebelum menetap lama di Kuwait. Di Kuwait itulah ia banyak belajar dan memperluas wawasannya tentang dunia dari Mubarak al-Sabah, saudara laki-laki penguasa setempat.

Detail peristiwa juga terbaca ketika membaca penaklukan-penaklukan yang dilancarkan Abdul Aziz. Dari siasat yang dijalankannya, kesabarannya menanti saat yang paling pas untuk menyergap musuh, hingga caranya menghadapi pengkhianatan para pendukungnya dari suku Baduwi. Demikian pula langkah-langkahnya menghadapi beragam friksi yang timbul dengan para ulama Wahabi.

Terungkap pula betapa ia sangat hormat dan taat pada sang ayah yang sekaligus menjadi penasihat perang dan pemerintahannya. Padahal, Abdul Aziz menjadi imam Wahabi, menggantikan posisi ayahnya, sejak berusia 20 tahun. Terutama ketika ia menghadapi tentangan para ulama Wahabi akibat kebijakan yang ditempuhnya.

Dalam buku ini, Armstrong memang hanya menuturkan kisah heroik Abdul Aziz hingga berhasil mendirikan Kerajaan Arab Saudi. Tidak kita jumpai bagaimana akhir hayatnya dan detail-detail ia memulai modernisasi di negeri itu. Walau demikian, Armstrong secara garis besar memberi gambaran langkah strategis yang ditempuh Abdul Aziz yang amat menentukan kemajuan Arab Saudi di masa-masa selanjutnya.

Secara sepintas, ia mengungkap kebijakan sang raja membuka pintu penyelidikan dan eksplorasi minyak. Demikian pula perluasan lahan pertanian, di samping pembangunan infrastruktur serta sumber-sumber air bersih untuk rakyat. la mendirikan rumah sakit dan klinik-klinik keliling untuk melayani kesehatan masyarakat. Langkah-langkahnya berhasil membuat suku-suku yang tadinya hidup berpindah-pindah menjadi masyarakat yang menetap.

Karya H.C. Armstrong ini memang bukan buku pertama yang menuturkan riwayat King Ibn Saud. Dengan referensi utama karya Ameen Rihani, Ibn Sa'oud of Arabia (1928), dan karya John Philby, Saudi Arabia (1955), ia membumikan sosok Abdul Aziz dengan gaya pemaparan yang populer dan enak dibaca. la memang boleh dibilang termasuk spesialis penulis populer biografi tokoh. Dari tangannya pula lahir biografi "BapakTurki", Mustafa Kemal Atatturk, berjudul Grey Wolf, Mustafa Kemal: An Intimate Study of a Dictator (1972).

ERWIN Y. SALIM



No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes