
BOOK
ALAN MENGGOYANG PASAR LEWAT PERS
Bagian menarik lain, pembaca akan menemukan bahwa Alan sesungguhnya berhasil menggoyang pasar lewat bantuan pers(Majalah Marketing, April 2008)
Dalam terminologi demokrasi, kata orang bijak, "Suara rakyat adalah suara Tuhan!" Tapi di tangan Alan Greenspan, teori ini tak berlaku. la berpikir sah-sah saja menggoyang pasar dunia tanpa memperhatikan suara pelaku bisnis.
Mengikuti "Alan Greenspan Sosok Di Balik Gejolak Ekonomi Dunia" karya Bob Woodward, pembaca bakal diajak jalan-jalan menempuh ribuan kilo perjalanan karier Alan Greenspan. Alan, tokoh sentral dalam buku ini, merupakan gubernur Bl-nya Amerika. Selama lima periode, ia menempati posisi Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat yang dikenal dengan sebutan The Fed. Fungsi The Fed antara lain menaikkan dan menurunkan suku bunga dengan mengurangi dan menambah persediaan uang dalam ekonomi. The Fed melakukannya dengan membeli atau menjual obligasi pemerintah di operasi pasar terbuka.
Tulisan Bob, sekalipun dibaca 20. tahun lagi, tetap renyah dikunyah. Persoalan-persoalan ekonomi yang kerap bikin kening berkerut, disampaikan Bob dengan bahasa yang mudah dicerna, sekalipun dalam terjemahan bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang salah ketik.
Mengenai sang tokoh, Bob mengatakan, Alan layak disebut maestro karena ia seperti memimpin orkestra tetapi tidak memainkan satu instrument pun. Ia menentukan suatu kondisi agar pemain bermain dengan baik, jika mereka ingin bermain dengan baik, dan jika mereka mampu. "Pendekatan Alan sering tidak kentara, tidak jelas, bagaikan konduktor suatu orkestra yang mengayunkan tongkat dan bermuka ganas. la lebih suka membiarkan orkestra, pelaku ekonomi, menentukan tempo permainan sendiri."
Banyak hal menarik. Bob menceritakan tokoh Alan dengan narasi yang kuat. la menggunakan gaya bertutur bernuansa fiksi, membuat pembaca seakan berhadapan langsung dengan Alan. Tengok bagian 1, buku ini dibuka dengan kalimat, "Selasa pagi, 18 Agustus 1987, Greenspan berjalan melalui pintu kantor pribadinya dan masuk ke ruangan konferensi berukuran sangat besar, yang letaknya berdampingan dengan kantor pusat The Federal Reserve yang penuh marmer,.... la telah menduduki jabatan sebagai ketua The Fed selama kurang dari satu minggu. Di dalam ruangan pertemuan, ia duduk bersama dengan para anggota dari Komite Pasar Terbuka Federal,..."
Bagian menarik lain, pembaca akan menemukan bahwa Alan sesungguhnya berhasil menggoyang pasar lewat bantuan pers. Caranya, ia melancarkan kebijakan-kebijakan lewat pers untuk membentuk opini publik dan lewat pers pula ia memantau gerak pasar sebelum mengambil keputusan. Kesimpulan ini diperkuat oleh Bob. Lihat halaman 44, pada akhir alinea kedua disebutkan: "Ia belajar bahwa berita buruk bisa menjadi penting dan bermanfaat seperti berita baik, asal berita buruk tersebut memang akurat."
Fakta lain, sepanjang menjabat Ketua Bank Sentral AS, Alan disebut rajin mendengarkan berita BBC. Bahkan, membaca bagi Alan lebih efisien. Alan selalu membaca koran dan majalah khusus, seperti Aviation Week. la tidak terlalu banyak membuat jadwal. Sisa waktunya digunakan untuk belajar dan membaca.
Alan adalah makhluk pelahap informasi. Baginya, percakapan telepon pribadi atau makan bersama merupakan sumber informasi yang penting. Minggu, 13 Agustus 1989 ketika mengamati kondisi ekonomi di musim semi misalnya, Alan bersantai di rumah Senator John Heinz di Pulau Nantucket, dekat Massachusetts. Alan menyempatkan diri melihat talk show pagi di televisi. Richard G. Darman, direktur anggaran presiden Bush yang belakangan dijuluki Newsweek sebagai orang paling intelek dan politikus cerdas di pemerintahan, tampil di acara Meet The Perss televisi NEC. Alan mengikuti lewat media massa.
Peristiwa lain, Jumat, 13 Oktober 1989. Indeks Dow Jones anjlok 190 poin, hampir 7 persen, terbesar sejak krisis 1987. Johnson, wakil ketua The Fed, meminta Alan untuk menyetujui agar diketahui umum bahwa The Fed akan menvediakan likuidasi untuk mengantisipasi gejolak pasar hari Senin.
Johnson duduk dalam komite manajemen krisis di The Fed. Karena Alan cenderung menunggu perkembangan, ia mengambil tindakan membocorkan ke New York Times dan Washington Post bahwa The Fed siap memasok likuiditas. Koran yang beredar sebelum pasar dunia dibuka, memuat artikel di halaman depan mengutip pejabat The Fed yang tak mau disebutkan namanya. Washington Post memuat berita utama bcrjudul "The Fed Siap Memasok Uang Tunai Untuk Menangkan Kepanikan Pasar" dan New York Times memuat, "Federal Reserve Memasak Uang Tunai Ke Pasar". Apa yang dilakukannya ternyata salah. Alan memperbaiki keadaan lewat bantuan pemegang kekuasaan keempat, yakni: pers!
Strategi Alan boleh juga diadopsi oleh pebisnis network marketing. Sebab, siapa menguasai informasi, ia bisa menggoyang pasar. (yps)*
Tulisan Bob, sekalipun dibaca 20. tahun lagi, tetap renyah dikunyah. Persoalan-persoalan ekonomi yang kerap bikin kening berkerut, disampaikan Bob dengan bahasa yang mudah dicerna, sekalipun dalam terjemahan bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang salah ketik.
Mengenai sang tokoh, Bob mengatakan, Alan layak disebut maestro karena ia seperti memimpin orkestra tetapi tidak memainkan satu instrument pun. Ia menentukan suatu kondisi agar pemain bermain dengan baik, jika mereka ingin bermain dengan baik, dan jika mereka mampu. "Pendekatan Alan sering tidak kentara, tidak jelas, bagaikan konduktor suatu orkestra yang mengayunkan tongkat dan bermuka ganas. la lebih suka membiarkan orkestra, pelaku ekonomi, menentukan tempo permainan sendiri."
Banyak hal menarik. Bob menceritakan tokoh Alan dengan narasi yang kuat. la menggunakan gaya bertutur bernuansa fiksi, membuat pembaca seakan berhadapan langsung dengan Alan. Tengok bagian 1, buku ini dibuka dengan kalimat, "Selasa pagi, 18 Agustus 1987, Greenspan berjalan melalui pintu kantor pribadinya dan masuk ke ruangan konferensi berukuran sangat besar, yang letaknya berdampingan dengan kantor pusat The Federal Reserve yang penuh marmer,.... la telah menduduki jabatan sebagai ketua The Fed selama kurang dari satu minggu. Di dalam ruangan pertemuan, ia duduk bersama dengan para anggota dari Komite Pasar Terbuka Federal,..."
Bagian menarik lain, pembaca akan menemukan bahwa Alan sesungguhnya berhasil menggoyang pasar lewat bantuan pers. Caranya, ia melancarkan kebijakan-kebijakan lewat pers untuk membentuk opini publik dan lewat pers pula ia memantau gerak pasar sebelum mengambil keputusan. Kesimpulan ini diperkuat oleh Bob. Lihat halaman 44, pada akhir alinea kedua disebutkan: "Ia belajar bahwa berita buruk bisa menjadi penting dan bermanfaat seperti berita baik, asal berita buruk tersebut memang akurat."
Fakta lain, sepanjang menjabat Ketua Bank Sentral AS, Alan disebut rajin mendengarkan berita BBC. Bahkan, membaca bagi Alan lebih efisien. Alan selalu membaca koran dan majalah khusus, seperti Aviation Week. la tidak terlalu banyak membuat jadwal. Sisa waktunya digunakan untuk belajar dan membaca.
Alan adalah makhluk pelahap informasi. Baginya, percakapan telepon pribadi atau makan bersama merupakan sumber informasi yang penting. Minggu, 13 Agustus 1989 ketika mengamati kondisi ekonomi di musim semi misalnya, Alan bersantai di rumah Senator John Heinz di Pulau Nantucket, dekat Massachusetts. Alan menyempatkan diri melihat talk show pagi di televisi. Richard G. Darman, direktur anggaran presiden Bush yang belakangan dijuluki Newsweek sebagai orang paling intelek dan politikus cerdas di pemerintahan, tampil di acara Meet The Perss televisi NEC. Alan mengikuti lewat media massa.
Peristiwa lain, Jumat, 13 Oktober 1989. Indeks Dow Jones anjlok 190 poin, hampir 7 persen, terbesar sejak krisis 1987. Johnson, wakil ketua The Fed, meminta Alan untuk menyetujui agar diketahui umum bahwa The Fed akan menvediakan likuidasi untuk mengantisipasi gejolak pasar hari Senin.
Johnson duduk dalam komite manajemen krisis di The Fed. Karena Alan cenderung menunggu perkembangan, ia mengambil tindakan membocorkan ke New York Times dan Washington Post bahwa The Fed siap memasok likuiditas. Koran yang beredar sebelum pasar dunia dibuka, memuat artikel di halaman depan mengutip pejabat The Fed yang tak mau disebutkan namanya. Washington Post memuat berita utama bcrjudul "The Fed Siap Memasok Uang Tunai Untuk Menangkan Kepanikan Pasar" dan New York Times memuat, "Federal Reserve Memasak Uang Tunai Ke Pasar". Apa yang dilakukannya ternyata salah. Alan memperbaiki keadaan lewat bantuan pemegang kekuasaan keempat, yakni: pers!
Strategi Alan boleh juga diadopsi oleh pebisnis network marketing. Sebab, siapa menguasai informasi, ia bisa menggoyang pasar. (yps)*
No comments:
Post a Comment