Friday, March 28, 2008



TRAGEDI PEREMPUAN DALAM ISTANA


Para pembaca akan mengetahui kisah hidup Putri Sultana yang tragis dalam masyarakat yang tertutup, membuka tabir yang mengejutkan tentang kawin paksa, perbudakan seks, dan kebiadaban laki-laki terhadap kaum perempuan
(Tabloid Jum’at, Februari-2008)

Novel yang menyentuh perempuan ini diangkat dari kisah nyata kehidupan tragis seorang Putri kerajaan Arab Saudi dari keluarga Al-Saud. Sebagai perempuan di negeri yang dikendalikan oleh kaum laki-laki, Putri Sultana {bukan nama sebenarnya) sangat menderita karena sejak kecil ayahnya tidak mencintainya dan ia mempunyai kakak laki-laki yang jahat. Meskipun terlahir sebagai seorang Putri yang merupakan keluarga kerajaan, dimana semua kebutuhannya terpenuhi mulai dari pendidikan, makanan, pakaian hingga perhiasan yang indah, serta dikelilingi oleh kakak perempuan yang penuh kasih juga seorang ibu yang senantiasa melindunginya, Putri Sultana tidak mempunyai kebebasan untuk menentukanhidupnya, Sanak saudara laki-laki dalam keluarganyalah yang memiliki kekuasaan hidup dan mati atas dirinya dan juga seluruh saudara perempuannya.

Sejak kecil Putri Sultana sangat ingin dicintai ayahnya. Namun ayahnya hanya mencintai anak laki-lakinya saja dan ia tidak pernah mempedulikan anak-anak perempuannya. Secara adat mempunyai anak laki-laki adalah sebuah kebanggaan sebaliknya mempunyai anak perempuan merupakan a"ib yang akan menurunkan martabat dan membebani keluarga. Melalui buku yang ditulis oleh teman perempuan yang berkebangsaan Amerika ini, la ingin menceritakan kepada dunia kisah hidupnya yang tragis karena sistem patriarki yang dibangun sangat menafikan hak-hak kaum perempuan.

Buku yang menceritakan kisah tragis-dalam kehidupan Putri Sultana dan beberapa teman perempuannya ini sangat memilukan. Betapa banyaknya gadis-gadis belia Saudi yang menjadi yang dipaksa menikah muda dengan seorang laki-laki tua yang berumur dua atau tiga kali darinya untuk dijadikan istri ketiga, keempat kelima dan seterusnya. Beberapa di antara mereka ada yang kemudian langsung diceraikan dan setelah didiagnosa ternyata mereka terjangkit penyakit serius.

Buku pertama yang berjudul Princess, menggambarkan kehidupan masa kecil Putri Sultana sejak kanak-kanak sampai dewasa dan kehidupan pernikahannya. Ketika pertama kali buku ini didipublikasikan di Amerika pada September 1992, dunia merangkul kisah nyata Sang Putri dan menyambutnya dengan kasih perempuan yang membolehkan mengintip dari balik cadar dan dinding istana. Buku kedua yang terbit pada Februari 2008 berjudul The Princess Sultana's Daughters, merupakan kelanjutan kisah Putri Sultana, putranya-Abdullah yang mencoba membantu sahabatnya Ja'far dengan melawan tradisi masyarakatnya, kedua putrinya-Maha dan Amani- semangat keduanya bergesekan dengan arus utama tradisi kerajaan, dan kisah mengharukan perempuan Arab lain yang la kenal.

Para pembaca akan mengetahui kisah hidup Putri Sultana yang tragis dalam masyarakat yang tertutup, membuka tabir yang mengejutkan tentang kawin paksa, perbudakan seks, dan kebiadaban laki-laki terhadap kaum perempuan juga tentang kebulatan tekad Sang Putri untuk mengubah kehidupan perempuan dalam kerajaan dengan mencoba melepaskan rantai yang membelenggu mereka. Meskipun sebagian kisah hidup Putri suram, pembaca juga akan menikmati saat-saat menyenangkan ketika mengetahui rahasia Putri Sultana melakukan tipu daya untuk memberi pelajaran kepada kakak laki-lakinya-Faruq- yang jahat dan suka merendahkan perempuan. Melalui buku ini digambarkan kisah yang menebarkan persahabatan, humor, dan cinta di antara ibu, saudara-saudara perempuan, juga pelayan-pelayan perempuan Putri Sul¬tana.

Pembaca dianjurkan untuk membaca buku pertama tentang Putri Sultana yang berjudul Princess, namun buku kedua yang berjudul The Princess Sultana's Daughters, merupakan cerita yang berdiri sendiri yang juga dapat dinikmati tanpa membaca buku sebelumnya. Masih banyak lagi yang perlu kita lakukan berkaitan dengan kehidupan yang harus dijal'ani oleh begitu banyak perempuan yang kurang beruntung. Namun semua itu kembali kepada kita, sebagai manusia yang bebas mengekspresikan diri, bagaimana turut berjuang membantu saudara kita perempuan yang kurang beruntung secara maksimal dengan cara yang bisa kita lakukan.


No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes