Friday, March 28, 2008


NIKMATNYA TERBANG MURAH


Berbagai perjuangan telah ditempuh Tony Fernandes, dan hasilnya bisa dibilang gemilang bagi Air Asia sebagai maskapai penerbangan dengan harga tiket termurah di kawasan Asean
(Majalah PIP—Pusat Informasi Perkoperasian, Maret 2008).


Coba bayangkan, hanya dengan uang Rp 50 ribu Anda sudah bisa terbang ke Surabaya dari Jakarta, atau cuma Rp 100 ribu ke seluruh kota tujuan. Ah, itu hanya isapan jempol dan trik maskapai guna menggaet banyak penumpang. La wong tiket bus saja jauh melebihi harga itu.

Tapi, faktanya maskapai penerbangan Air Asia mampu membalikkan keadaan, bahwa kini orang tidak harus membayar mahal untuk bisa naik pesawat. Semua itu berkat langkah maskapai dari Ma¬laysia ini yang menggulirkan konsep penerbangan dengan tarif rendah atau low cost earner (LCC).

Kisah perjalanan Air Asia yang sukses menerapkan konsep LCC, juga tokoh dibalik keberhasilan itu, Tony Fernandes, dapat disimak dalam buku The Air Asia Story (Kisah Maskapai Tersukses di Asia). Kisah Air Asia dimulai dari ketika Tony Fernandes, Wakil Presiden Times Warner Music Southeast Asia, memu-tuskan bantir setir dengan mengubah bisnis musik ke penerbangan. Pilihannya pada konsep penerbangan murah diilhami oleh Easyfet, Ryanair di Eropa, juga Southwest Airlines di AS. Saat pro¬posal konsep penerbangan murah diajukan kepada Perdana Menteri Malaysia, waktu itu Mahathir Mohamad, beliau mendukung, tetapi syaratnya harus mengakuisisi maskapai yang ada, karena pemerintah tidak akan mengeluarkan izin maskapai baru. Inilah tantangan awal Tony.

Akhirnya, Tune Air, perusahaan yang didirikan Tony bersama sejumlah investor, mengambil Air Asia dari DRB-Hicom pada 8 Desember 2001, hanya dengan 1 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 3500). Tony memperoleh dua unit pesawat Boeing 737-300, tapi harus menanggung utang perseroan yang mencapai Rp 100 miliar.

Konsep penerbangan murah Air Asia ternyata berhasil. Terbukti, dalam tempo singkat hanya tujuh bulan (Desember 2002), perusahaan penerbangan ini mampu meraup pemasukan sebesar Rp 282,5 miliar, dengan tingkat keuntungan Rp 48,5 miliar. Selama kurun waktu itu, Air Asia berhasil mengangkut sebanyak 1,1 juta penumpang.

Galipnya perjalanan sebuah usaha, jika keberhasilan itu mulai datang, maka banyak tantangan kian menghadang. Manajemen Air Asia pun harus bersaing secara langsung dengan raksasa pener¬bangan milik pemerintah Malaysia, Malaysia Air Service (MAS). Untuk itu, Tony memilih mengarahkan sayap bisnis Air Asia ke luar Malaysia, yakni menerbangi rute Thai¬land dan Indonesia. Langkah ekspansi ini awalnya menemui banyak rintangan. Tony tak menyerah. Sejumlah strategi dan trik bisnis dicoba, sebelumnya akhirnya berhasil. Air Asia kemudian dikenal sebagai pelopor penerbangan bertarif murah di kawasan Asia Tenggara.

Ketika masuk ke Indonesia, Air Asia terbilang beruntung karena secara bersamaan sebuah maskapai swasta Awair tengah diambang kebangkrutan. Tanpa pikir panjang, Tony Fernandes cs lang¬sung memborong saham Awair, sekaligus sebagai langkah awal Air Asia masuk ke Indonesia.

Berbagai perjuangan telah ditempuh Tony Fernandes, dan hasilnya bisa di-bilang gemilang bagi Air Asia sebagai maskapai penerbangan dengan harga tiket termurah di kawasan Asean. Sebenarnya, apa sih kiat manajemen Air Asia sehingga berhasil menggulirkan bisnis penerbangan dengan harga tiket sangat murah? Jawaban untuk itu, dapat disimak di halaman 19 buku ini yang memang membahas faktor sukses perusa¬haan penerbangan Air Asia.

Melalui buku ini, para pembaca dapat mengetahui bagaimana manajemen Air Asia bisa senekat itu, mengoperasikan bisnis penerbangan yang terkenal high cost dengan mengobral tiket bertarif murah. Dengan begitu, orang awam sekalipun kini dapat bepergian jauh dengan naik pesawat karena tidak harus mengeluarkan biaya yang besar. Jadi, jika dulu itu tidak mungkin atau cuma mimpi, kini menjadi mungkin.

Buku Air Asia Story selain mengupas strategi bisnis, juga mengisahkan perjuangan yang bisa menyentuh hati para pembaca. Kendati Sen Ze mengisahkannya bukan berdasarkan wawancara lang¬sung dengan Tony Fernandes, melainkan ucapan-ucapan eksekutif ini yang dikutip media massa, toh itu tak mengurangi bobot materi buku.






No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes