
PERUBAHAN OBAMA DARI IRAK KE ALQAIDAH
(Republika, 8 Maret 2009)
Di buku Change We Can Believe In (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Ufuk Publisher) yang ia tulis, kita bisa mengetahui mengapa jutaan warga Amerika Serikat (AS) menjadi sangat terpesona kepadanya. Melalui buku tersebut Barack Obama menuliskan rencana-rencananya untuk membangun kembali negara besar yang tengah terseok-seok karena krisis ekonomi.
Rencana-rencana itu berupa janji-janji yang harus dia penuhi dalam 100 hari sejak pelantikannya. Dituliskan dengan sangat sederhana sehingga siapa saja bisa mengikuti jalan pemikiran pria kurus ini.
Pada 20 Januari 2009 Obama dilantik sebagai presiden ke-44 AS. Tanggal itu sekaligus menjadi momen penting dalam sejarah panjang negara AS: Pertama kalinya seorang berkulit hitam menjadi pemegang kendali kepemimpinan tertinggi di negeri adidaya itu. Sejarah panjang telah mengubah pandangan masyakarat yang dulunya sangat mendiskriminasikan warna kulit hitam.
Krisis ekonomi global yang menerjang negara merah biru itu membuat semua pesimisme menyeruak. Masyarakat sudah mulai tidak memercayai kepemimpinan presiden dari Partai Republik yang terdorong nafsu menguasai. Sehingga, masyarakat pun melirik Barrack Obama dari Partai Demokrat yang ingin menawarkan secercah perubahan yang bisa mereka percayai. Sesuai dengan slogan yang selalu diusungnya, Change We Can Believe In.
Kehidupan anak
sejarah yang sedang terjadi.
Obama adalah warga negara biasa yang bahkan pernah menghabiskan sebagian masa kecilnya di Indonesia. Tetapi, semangatnya untuk mengubah lingkungan di sekitarnya membawanya ke kursi senat, bahkan kemudian memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di Amerika. Sebuah fenomena perjuangan kelas yang menarik perhatian mata dunia.
Dalam bukunya, Obama mengutarakan pemikirannya tentang sebuah perubahan perekonomian Amerika sejak dalam tujuh bulan pertama pada 2008 terguncang oleh krisis. Krisis itu telah membuat tiga juta orang kehilangan pekerjaan. Dia ingin roda ekonomi juga berputar pada masyarakat kelas menengah.”Kita tidak bisa memperjuangkan Wall Street, sementara orang orang di Main Street menderita,” tulisnya.
Sebuah rencana ekonomi darurat ia lontarkan: Memberi 1.000 dolar AS potongan harga bagi keluarga kelas menengah agar mereka dapat membeli kebutuhan yang membubung harganya. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, dia juga sadar bahwa pendidikan juga memegang peranan penting untuk keberlangsungan Amerika. Dia akan memberikan setiap anak pendidikan kelas dunia dengan mempekerjakan bala tentara akan guru baru dengan gaji yang lebih baik dan lebih banyak dukungan.
"... Memberitahukan kebenaran bahwa pendidikan terbaik dimulai dari orang tua yang mematikan televisi, memindahkan permainan video, dan memberikan perhatian lebih pada kehidupan anak-anaknya," ungkap Obama.
Dengan kehadiran Obama, angin segar tidak hanya menerpa salah satu benua terbesar di dunia itu, tetapi juga negara-negara di kawasan Timur. Obama berniat menarik pasukan yang disebar di dataran Irak dan Afghanistan yang oleh Presiden sebelumnya, George W Bush, dijadikan alat untuk memerangi rezim dengan alasan yang dibuat-buat.
Terorisme bagi Obama bukan perang melawan negara-negara tersebut. Terorisme global menurutnya hadir bukan dari sebuah dikta-tor, sebuah negara, atau sebuah kerajaan. Gerakan itu hadir sebagai sebuah kekuatan tak bernegara yang berusaha menyimpangkan Islam dan membenci Amerika.
Konsentrasi ke Usamah
Perang di Irak menjadi salah satu gerakan pertamanya. Dia ingin mengakhiri di negara Seribu Satu Malam itu dengan secara bertahap menarik pasukan dan mendorong pemimpin Irak untuk membuat sebuah solusi politik bagi negaranya.
Inilah rencana Obama:Penarikan tentara Amerika Serikat dari Irak bukannya tanpa diikuti rencana lain. Tentara-tentara yang sudah lama berjuang sejak kejatuhan Saddam Hussein itu akan diperkuat kembali untuk lebih berkonsentrasi melawan musuh teroris mereka Usamah Bin Ladin dan organisasi Al Qaidah.Hal ini perlu dilakukan karena baginya perang di Irak justru mengalihkan fokus peperangan pada Alqaidah, membuang-buang kekuatan militer, membagi-bagi negara, dan mengurangi pendirian global Amerika di dunia.
Tidak hanya ketiga hal tersebut, Obama masih memberikan detail-detail pemikirannya tentang perubahan yang bisa dipercaya Amerika melalui bukunya ini. Perubahan yang menjadi tanggung jawabnya adalah memgang kendali sebuah negara besar. Tawaran perubahan yang membuatnya menjadi seorang pemimpin dengan kampanye sederhana yang hanya mengetuk-ngetuk pintu setiap warga Amerika.
No comments:
Post a Comment