Sunday, March 29, 2009



KEYAKINAN AKAN PERUBAHAN

Buku ini menggambarkan langsung apa yang akan dilakukan Obama, dimana di dalamnya terasa spirit perubahan dalam setiap rencana besarnya
(Herdis Herdiansyah, Seputar Indonesia, Maret 2009)


Saat kebijakan pemerintah sebelumnya di bawah Presiden George W Bush, justru menjerumuskan Amerika Serikat ke jurang krisis berkepanjangan, baik krisis ekonomi maupun krisis kepercayaan dan kebanggaan sebagai wargaAmerika Serikat. Di tangan George W Bush, Amerika Serikat menampakkan keangkuhannya dengan politik Machiavelian, merasa serba benar, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan terutama dalam hubungan dengan negara lain. Padahal untuk mengatur urusan internalnya sendiri, terutama bidang ekonomi, justru keteteran. Skandal Enron, misalnya, sebagai salah satu skandal ekonomi modern derivative di tahun 2000 dan terus berlangsung hingga Lehman Brother's dan skandal Madoff, malah menjerumuskanAmerika Serikat dalam krisis ekonomi dan menjadi episentrum tsunami krisis ekonomi dunia hingga sekarang. Pengawasan dan aturan yang lemah dalam bidang ekonomi terkait dengan skandal keuanganyang ada ini seolah menunjukkan kelemahannya itu. Meski pemerintah kini telah memberikan stimulan dana yang sangat besar, tetap saja belum ada tanda-tanda perbaikan. Perekonomian Amerika Serikat terpuruk semakin dalam, perlahan, dan menimbulkan frustrasi bagi pemerintah sendiri.

Kehadiran Obama oleh sebagian orang dianggap Messiah, sebagai reinkarnasi Lincon yang mampu menyelamatkan Amerika Serikat di zaman krisis. Dalam setiap kebijakannya, Obama seketika seperti mampu mengubah wajah Amerika Serikat menj adi lebih humanis, tenggang rasa, dan menampilkan kebijakan populis yang memberikan harapan bahwa perubahan ke arah yang lebih baik sedang berjalan dengan pasti.

Kedatangan Menlu Hillary Clinton ke Jepang, Indonesia, Korea Selatan dan Cina dengan gaya Diplomasi yang santun, hangat, dan keibuan bias menggambarkan berubah drastisnya gaya diplomasi Amerika Serikat. Bukan hanya menempatkan kawasan Asia sebagai prioritas baru menggeser Eropa, tetapi sekaligus menegaskan kebijakan geopolitik Amerika Serikat kini memakai pendekatan smart power yang melampaui pendekatan hard-power maupun soft-power selama ini. Kebijakan smart power yang memahami bahwa dengan pendekatan cerdas, hubungan diplomasi dijalankan dengan semangat pengertian, peka, saling menguntungkan, dan pragmatis terhadap perubahan global.

Namun, naiknya Obama menjadi Presiden Amerika Serikat ke-44 yang diawali dengan euforia dan harapan perubahan, bisa menjadi blunder. Semboyan "Yes We Can", "Change", dan "We CanBelieve in" dalam bahasa psikologis kata-kata tersebut merupakan penyuntikan semangat keyakinan kepada alam bawah sadar. Tetapi dalam kata-kata tersebut, juga merupakan representasi kesadaran bahwa tantangan yang dihadapi begitu besar. Karena itu, jika kemudian Obama tidak mampu mengejawantahkan ekspektasi publik dan menerjemahkannya ke dalam kebijakan yang efektif dan berhasil, kita sulit membayangkan bagaimana dampak harapan berubah menjadi kekecewaan untuk pemerintahannya sendiri, Amerika Serikat, maupun warga dunia. ?

Kini di bawah kepemimpinannya, masyarakat Amerika Serikat dan dunia menanti janji-janji kampanye. Dalam buku terbaru karya Obama yang ditulis selama masa kampanye"sampai election night November 2008, dijelaskan apa yang dilakukan Obama sebagai Presiden Amerika Serikat. Buku ini berisi pidato-pidato dan rencana kebijakan. Membahas bagaimana skema hubungan internasional yang baru, pembaruan ekonomi, bagaimana membangkitkan keyakinan dan kebanggan warga Amerika Serikat, komitmen terhadap kelestarian lingkungan yang salah satunya berubah arah dari negara yang selalu menghambat komitmen global dalam kelestarian lingkungan menjadi negara di garis depan yang concern terhadap keberlangsungan lingkungan, reformasi pendidikan, dan sampai hal yang sederhana seperti pemberian bantuan kepada orang tua yangmemiliki anak kecil (hlm 108). Kini semua orang berharap, kehadiran Obama bukan hanya tepat dari segi momentum, tapi berhasil dalam berbagai kebijakannya.

Buku ini menggambarkan langsung apa yang akan dilakukan Obama, dimana di dalamnya terasa spirit perubahan dalam setiap rencana besarnya. Di tangan Obama kinilah salah satunya akan terlihat bagaimana dunia berjalan dan semboyan "We Can Believe in" semoga bukan semboyan yang meninabobokan. (*)

Herdis Herdiansyah,
Manajer Riset Pusat Kajian Strategik dan Pertahanan, Pascasarjana, Universitas Indonesia)

No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes