Thursday, January 22, 2009


CATATAN AKHIR PERJALANAN, SEBUAH CATATAN KECIL DARI DISKUSI
THE LAST LECTURE


Untuk pertama kalinya Kick Andy Book Club menggelar sebuah diskusi buku, yaitu buku The Last Lecture. Kali ini bekerja sama dengan Universitas Paramadina dan Ufuk Publishing House, dengan tema “Catatan Akhir Perjalanan”, menghadirkan Prof Komarudin Hidayat serta Esti Nugraheni sebagai pembicaranya. Diskusi yang dipandu oleh host Andy F. Noya ini dihadiri oleh sekitar 100 audience. Seluruh peserta yang hadir menyimak dengan penuh antusias, bahkan para peserta juga tidak terganggu dengan suara petir dan hujan. Prof. Komarudin justru berseloroh bahwa suara hujan dan petir itu adalah nyanyian alam yang turut mengiringi diskusi sore itu.

Untuk sebagian orang, kisah The Last Lecture tentu sudah tidak asing lagi. Sebagian peserta diskusi yang hadir telah menyaksikan kisah Randy Pausch ini melalui rekaman video di youtube atau melalui bukunya.

Bagi banyak orang, nama Prof. Komarudin Hidayat sudah sangat familiar. Penulis buku Psikologi Kematian, yang juga Rektor Universitas Islam Negeri (sebelumnya dikenal dengan nama IAIN). Lalu siapakah Esti Nugraheni? Dialah anak angkat keluarga Pausch, adik angkat Randy Pausch. Esti menceritakan kisahnya bagaimana pertama kali bertemu dengan Randy dan keluarga Pausch. Esti yang saat itu masih tinggal di Gunung Kidul, Yogyakarta bertemu dengan keluarga Pausch pada 1985. Saat itu kebetulan salah seorang tetangganya adalah penerima beasiswa dari keluarga Pausch. Keluarga Pausch yang saat itu menjadi foster parents, datang ke Yogyakarta untuk melihat siapa saja anak-anak yang mereke bantu.

Esti kecil saat itu baru duduk di kelas 2 SMP dan baru mulai belajar Bahasa Inggris kemudian merasa tertantang untuk mencoba mempraktekkan secara langsung kemampuan bahasa Inggrisnya. Hal ini ternyata membuat suami istri Pausch tersebut terkejut, di negara kecil dan terpencil seperti Indonesia ternyata ada anak kecil yang dapat berbicara dalam bahasa Inggris kepada mereka. Selulusnya dari SMP pada 1986, Esti kemudian diminta untuk ikut bersama keluarga Pausch untuk sekolah dan tinggal di Amerika, hingga selesai kuliah. Saat itu, Randy masih mengambil program Ph.D. Esti kemudian tinggal bersama keluarga Pausch di Amerika.

Dimata Esti, Randy adalah orang yang menyenangkan. Seorang kakak yang baik. Randy yang telah mengajarkan banyak hal pada Esti. Meskipun keluarga Randy termasuk keluarga yang sangat mampu, tetapi mereka hidup dalam kesederhanaan. Salah satu kenangan bersama Randy yang selalu diingat Esti adalah saat ia mohon restu untuk menikah. Randy baru akan memberikan restu setelah ia bertemu langsung dan berbicara langsung dengan calon suami Esti saat itu. Alhasil, calon suami Esti saat itu harus rela dinterogasi Randy. Setelah rangkaian panjang interogasi tersebut, Randy akhirnya memberikan restunya seraya berujar, “He’s a good guy, you will be happy with him”, alasannya adalah karena calon suami Esti saat itu mengerti akan makna “hidup”. Dan apa yang diucapkan Randy saat itu terbukti, “Saya sangat bahagia saat ini”, ujar Esti saat ditanyakan tentang perasaannya hidup dengan pria yang akhirnya memberinya anak-anak yang lucu.

Terakhir kali Esti bertemu dengan Randy pada desember 2007. Randy meminta Esti untuk datang selagi ia masih dalam keadaan sehat, masih dalam kondisi yang cukup baik untuk ditemui. Sejak saat itu, komunikasi berlangsung melalui imel dan telepon. Dua minggu sebelum kematiannya, Esti masih bisa berkomunikasi langsung dengan Randy, bahkan Randy masih ke kantor pos sendiri untuk mengirim paket buku untuk Esti.

Saat mengetahui Randy sedang dying, Esti sempat berkeinginan untuk datang, tetapi dilarang oleh Randy. Randy tidak ingin ia datang dari jauh hanya untuk melihat kondisinya yang sedang sekarat. Dalam pertemuan terakhir itu, Esti masih membantu Randy untuk memilih cover untuk bukunya, memilih foto-fotonya, bersama ibunya Randy, kakaknya Randy, dan kakak iparnya. Menurut Esti, buku The Last Lecture sudah memberikan lebih dari apa yang ingin diberikan oleh Randy.

Sementara itu, Prof. Komarudin menjelaskan dengan sangat gamblang kepada seluruh yang hadir kalau kematian itu bukanlah sebuah pilihan yang harus ditakuti. Bahkan kematian bukanlah pilihan, tapi sebuah kepastian. Menariknya adalah, kadangkala karena adanya kesadarana akan mati ini maka banyak karya tercipta. Banyak diantara mereka yang menyadari kalau “waktunya” sudah dekat, kemudian menjadi lebih banyak berbuat baik, memperbaiki kualitas hidupnya, berbagi pada banyak orang, menjadi lebih berguna untuk banyak orang. Hal ini juga yang tampaknya terjadi pada Randy. Randy membalik situasinya yang tidak menyenangkan akibat kanker menjadi menjadi lebih baik dan lebih berguna. Diakhir hidupnya, Randy memberikan warisan yang begitu besar pada banyak orang, tidak terbatas pada keluarganya saja.

Lalu mengapa psikologi kematian? Kematian selalu menjadi sebuah ketakutan bagi banyak orang. Lalu orang akan berlindung dibalik agama untuk menjadikan hidup lebih tenteram dan menyelamatkan diri dari kematian. Padahal kematian adalah sebuah kepastian yang tidak dapat dielakkan setiap orang.

Prof. Komarudin juga membahas perihal masalah mati suri. Mereka yang pernah mengalami mati suri, setelah kembali sadar biasanya akan sangat berbeda dalam memandang hidup. Hidup dijalani dengan lebih ringan dan tidak lagi takut pada kematian. Seperti sebuah metamorphosis untuk kehidupan yang lebih baik.

Pengalaman dari mereka yang pernah mengalami mati suri mengatakan bahwa saat ruh meninggalkan jiwa maka yang akan meringankan adalah saat keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan tidak menangisi ataupun meratapi. Tetapi mereka yang ditinggalkan akan merelakan dengan ikhlas dan melepaskan dengan doa. Analoginya adalah seperti balon udara yang lepas, maka akan semakin ringan perjalanannya saat diiringin dengan doa dan penuh keikhlasan.

Hal ini juga yang diinginkan oleh Randy. Ia tidak ingin kepergiannya ditangisi, ia ingin dikenang sebagai Randy yang sehat. Ia tidak ingin Esti datang dari jauh hanya untuk menangis karena melihat kondisinya yang sedang sekarat. Kepada Esti, Randy menyatakan bahwa satu-satunya hal yang ia tidak siap adalah saat ia kritis, tidak berdaya, dan dilihat oleh anak-anaknya. Bagi Randy, keluarga adalah hal terpenting dalam hidupnya.

Sebuah pertanyaan menggelitik di awal diskusi diajukan oleh sang host, Andy F. Noya, “Siapa yang anda inginkan untuk hadir saat pemakaman anda kelak? Lalu saat seseorang meninggal, apakah jumlah orang yang menghadiri pemakamannya menunjukkan siapa orang tersebut? Apakah jumlah orang yang menghadiri pemakaman menunjukkan kualitas orang tersebut”, dan setiap orang yang hadir dalam diskusi saat itu mencoba mencerna pertanyaan tersebut dan mencari jawaban dalam diri masing-masing.

Saat sesi interaktif, para peserta diskusi menanggapi dengan sangat antusias. Waktu yang ada hampir tidak mencukupi untuk melayani semua pertanyaan yang diberikan. Diantara peserta yang hadir, ada salah seorang peserta yang menceritakan pengalamannya yang “hampir mati”. Berliana, seorang ibu yang sempat divonis menderita kanker tulang, bahkan kanker tulang yang dideritanya termasuk jenis yang sangat langka, dan jarang orang yang dapat bertahan hidup. Hanya karena sebuah keajaibanlah, maka Berliana sampai saat ini masih dapat hidup. Berliana menjadi saksi hidup kalau keinginannya untuk hidup mengalahkan vonis dokter tentang batas usianya.

Diakhir diskusi kembali terlintas sebuah pertanyaan yang sama, yang pernah diajukan oleh Randy, "kearifan apa yang akan kita tanamkan kepada dunia jika kita tahu ini kesempatan terakhir kita? Jika kita harus mati besok, apa yang kita inginkan sebagai pusaka atau warisan kita?". (iu)

“Brickwalls are there for a reason. They give us a chance to show how badly we want something. Only those who want it so badly can scale that brickwall. Experience is what you get when you didn't get what you wanted” (Randy Pausch, 2007)






1 comment:

Anonymous said...

This info will help me alot..Thanks..
This is such a nice site too..

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes