
UPAYA MENDOBRAK TRADISI ARAB
Kehidupan empat tokoh Qamrah, Michelle, Shedim, dan Lumais menjadi wujud nyata yang menunjukkan perilaku manusia adalah sama saja hampir di semua negara
(Radar Yogya, September-2008)
Negara Arab yang terkenal dengan ajaran Islam yang kuat sempat digegerkan oleh buku The Girls of Riyadh ini. Alhasil buku karangan Rajaa Al Sanea ini dilarang beredar di Arab sampai sekarang.
Bahkan penulisnya sempat dihujat oleh warga Arab karena dianggap telah membuka aib melalui cerita yang berasal dari kiriman email teman-temannya yang mencoba mendobrak tradisi atau kultur yang selama ini penuh kekakuan. Terutama bagi kaum wanita. Kehidupan empat tokoh Qamrah, Michelle, Shedim, dan Lumais menjadi wujud nyata yang menunjukkan perilaku manusia adalah sama saja hampir di semua negara. Hanya saja,budaya keras yang melingkupi seringkali menjadi belenggu yang menyebabkan seseorang terkekang dan tidak bisa memecahkan kebuntuan budaya itu sendiri.
Pergaulan remaja masa kini terdorong oleh modernisasi yang seakan berusaha memecahkan budaya lama yang berbau kolot. Bahkan di Negara Arab yang ajaran Islamnya sangat kuat ternyata ada juga model pergaulan modem yang mirip dengan Negara-negara barat. Rajaa Al Sanea seakan menjadi nama samaran bagi penulis yang masih misterius. Apakah dia adalah salah satu gadis dari empat tokoh yang diceritakan atau dia sendirilah orang yang selalu mengirimkan email kepada para wanita yang melakukan chatting di sebuah grup online di Arab. Bukan sebaliknya yang memposisikan penulis adalah orang yang selalu mendapatkan kiriman email dari sosok misterius. Cerita tentang empat gadis arab yang melakukan pergaulan modern dianggap tabu oleh pemerintah Arab. Buku ini pun dilarang beredar. Bahkan Rajaa Al Sanea sempat dihujat oleh orang-orang Arab dalam situs-situs internet.
Perjuangan para wanita ini bisa disebut emansipasi. Namun upaya memecah budaya tirani justeru membuat mereka hampir dicampakkan. Meski cerita berakhir dengan happy ending. (yog)
No comments:
Post a Comment