Friday, August 22, 2008


MASA DEPAN ASIA


Mungkin para petinggi negeri ini masih bisa beretorika tcntang situasi tersebut, tapi para pebisnis tentunya tidak butuh retorika. Bahkan kita sendiri pun sudah mulai “membenarkan” pendapat Michael Backman
(Majalah Pengusaha, Agustus 2008)

Pertumbuhan ekonomi Asia yang sangat dahsyat, terutama Cina, India dan beberapa ncgara lainnya juga diiringi bcberapa lompatan pcrubahan di bcrbagai bidang kehidupan. Pertumbuhan ekonomi yang dahsyat tak serta merta menghadirkan sebuah peluang, namun juga risiko besar yang menguntitnya. Juga tidak scmua ncgara di Asia mencatat pertumbuhan ekonomi yang spektakuler. Bahkan untuk sejumlah negara di Asia, termasuk di dalamnya Indonesia, pertumbuhan ekonomi cenderung lamban dibanding dekade sebelumnya.

Krisis, gejolak, peluang, kegoncangan, ancaman dan masa dcpan Asia inilah yang dibahas tuntas oleh Michael Backman dalam bukunya Asia Future Shock yang sudah diterjemahkan oleh Ufuk Publishing House.

Ada yang tidak menyenangkan tcntang Indonesia dalam buku ini. Tetapi itulah pandangan pada umumnya para ahli ekonomi luar ncgeri. Tiga poin utama yang ditulis dalam buku ini adalah; pertama, perekonomian Indonesia sudah berkurang arti pentingnya bila dibandingkan dengan perekonomian lainnya di dunia, dan kemungkinan akan semakin tidak penting lagi. Yang selama ini menyelamatkan Indonesia adalah cadangan minyak dan gas, tetapi sekarang kcduanya mulai habis dan Indonesia adalah anggota OPEC tetapi sekarang sudah hampir menjadi net importir minyak dan mungkin akan didepak dari OPEC. Celakanya lagi Indonesia dinilai sebagi tempat yang tinggi biaya untuk berbisnis. Hal ini disebabkan karena rendahnya transparansi di Indonesia serta budaya korupsi yang sudah benar-benar mengakar. "Memang korupsi sudah begitu parahnya di Indonesia sampai-sampai layanan resmi apa pun yang seharusnya diberikan secara gratis hanya akan tcrlaksana jika ada pembayaran. Ini kasus yang hampir tanpa pengecualian," tulis buku ini di haiam 209.

Ini tcntu saja membuat kuping kita mcrah. Tapi, ini merupakan suatu penilaian dan kemungkinan sudah menjadi pengetahuan sebagian besar pebisnis manca negara. Mungkin para petinggi negeri ini masih bisa beretorika tcntang situasi tersebut, tapi para pebisnis tentunya tidak butuh retorika. Bahkan kita sendiri pun sudah mulai “membenarkan” pendapat Michael Backman





No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes