
BENSIN+AIR=HEMAT 40%
Hasil tes menunjukkan penghematan cukup signifikan hingga 40% dengan kondisi berkei dara 'stop and go'. Variasi kecepatan antara 2 hingga 80 km/jam dengan batas putaran mesin tak lebih dari 6.000 rpm. Sementara tes perform tak menunjukkan penurunan
(Tablid OTOMOTIF, Juli 2008)
Hasil tes menunjukkan penghematan cukup signifikan hingga 40% dengan kondisi berkei dara 'stop and go'. Variasi kecepatan antara 2 hingga 80 km/jam dengan batas putaran mesin tak lebih dari 6.000 rpm. Sementara tes perform tak menunjukkan penurunan
(Tablid OTOMOTIF, Juli 2008)
Bahan bakar minyak yang cukup meresahkan belakangan ini, membuat banyak orang berlomba-lomba melakukan efisiensi secara signifikan. Tak terkecuali pemilik motor yang terbilang kendaraan irit BBM, masih memimpikan efisiensi bensin lebih hebat lagi.
Pada akhirnya, perburuan informasi di internet oleh banyak pemerhati untuk mencari rumus jitu efisiensi BBM paling dahsyat dengan biaya terjangkau, berakhir pada bahan bakar air (BBA). Unusual Creation (UA), salah satu pencetus BBA untuk motor sudah berhasil membuatnya secara massal dan siap dites kru OTOMOTIF.
SISTEM ELEKTROLISA AIR
Bahan bakar air ini sebenarnya bukan temuan baru. Sudah banyak ilmuwan lokal dan mancanegara mengembangkan untuk industri otomotif. Hanya saja, Tonny Lo dari UA sudah menerapkan untuk motor berbahan bakar minyak. "Sebenarnya belum murni bahan bakar air karena bensin dari tangki masih dipakai, tetapi efisiensi konsumsi bisa mencapai 30-60%," ujar Tonny.
Menggunakan proses yang sama dengan penemuan Isaac de Rivaz (1828), Yull Brown (1974) dan Stenley Meyer (1998), Tonny memakai metode elektrolisa untuk memisahkan senyawa air (H20) menjadi 2 molekul Hidrogen dan 1 molekul Oksigen. Alat electrolyser ini yang kemudian dites kru redaksi ke TVS Apache RTR160.
Hasil elektrolisa dari air yang sudah dicampur sodium bikarbonat alias backing soda ini berbentuk gas bernama HHO atau dikenal dengan banyak istilah seperti Brown Gas, hydroxy, oxyhydrogen, green gas atau water fuel. "Karena prosesnya elektrolisa, makanya perlu arus listrik dari aki atau generator motor," jelasTonny lagi.
Gas HHO ini kemudian disalurkan ke intake manifold atau boks saringan udara agar bisa terhisap bareng bensin menuju ruang bakar. Di sinilah proses penghematan terjadi. Daya ledak HHO yang 3 kali lebih besar dari bensin premium menjadikan proses pembakaran mendekati sempurna.
Saat electrolyser dipasang ke motor, Tonny menambahkan alat tambahan khusus berupa AC to DC converter yang dijumper ke kabel sepul pengisian sebagai sumber listrik electrolyzer. "Kawat elektroda di dalam tabung electrolyzer dialiri listrik DC (direct current} berkisar antara 3-12 volt dengan arus 2-3 Ampere," jelas Apri, teknisi UA.
Tanpa alat AC to DC converter, aki cepat tekor karena rata-rata aki motor hanya berkemampuan 3,5-7 Ampere. Saat dihidupkan, tegangan ke electrolyserter terbaca 11,46 Volt dengan arus 2 Ampere di Avometer.
Sebelum dites, setelan udara karburator dibuat 3,5 putaran (3,5 x 360°) dari posisi menutup dengan stasioner 1.250 rpm. Pengetesan sengaja dilakukan saat heavy traffic dengan rute Kebon Jeruk-Sawangan (Depok). Untuk mengetahui jumlah bahan bakar dengan presisi, dipakai tangki botol berkapasitas 1 liter yang disambuni kan langsung ke karburator.
Hasil tes menunjukkan penghematan cukup signifikan hingga 40% dengan kondisi berkei dara 'stop and go'. Variasi kecepatan antara 2 hingga 80 km/jam dengan batas putaran mesin tak lebih dari 6.000 rpm. Sementara tes perform tak menunjukkan penurunan. Sebaliknya dengan daya ledak yang jauh lebih baik, akselerasi lebih terjaga di segala putaran mesin. • KI:X
Pada akhirnya, perburuan informasi di internet oleh banyak pemerhati untuk mencari rumus jitu efisiensi BBM paling dahsyat dengan biaya terjangkau, berakhir pada bahan bakar air (BBA). Unusual Creation (UA), salah satu pencetus BBA untuk motor sudah berhasil membuatnya secara massal dan siap dites kru OTOMOTIF.
SISTEM ELEKTROLISA AIR
Bahan bakar air ini sebenarnya bukan temuan baru. Sudah banyak ilmuwan lokal dan mancanegara mengembangkan untuk industri otomotif. Hanya saja, Tonny Lo dari UA sudah menerapkan untuk motor berbahan bakar minyak. "Sebenarnya belum murni bahan bakar air karena bensin dari tangki masih dipakai, tetapi efisiensi konsumsi bisa mencapai 30-60%," ujar Tonny.
Menggunakan proses yang sama dengan penemuan Isaac de Rivaz (1828), Yull Brown (1974) dan Stenley Meyer (1998), Tonny memakai metode elektrolisa untuk memisahkan senyawa air (H20) menjadi 2 molekul Hidrogen dan 1 molekul Oksigen. Alat electrolyser ini yang kemudian dites kru redaksi ke TVS Apache RTR160.
Hasil elektrolisa dari air yang sudah dicampur sodium bikarbonat alias backing soda ini berbentuk gas bernama HHO atau dikenal dengan banyak istilah seperti Brown Gas, hydroxy, oxyhydrogen, green gas atau water fuel. "Karena prosesnya elektrolisa, makanya perlu arus listrik dari aki atau generator motor," jelasTonny lagi.
Gas HHO ini kemudian disalurkan ke intake manifold atau boks saringan udara agar bisa terhisap bareng bensin menuju ruang bakar. Di sinilah proses penghematan terjadi. Daya ledak HHO yang 3 kali lebih besar dari bensin premium menjadikan proses pembakaran mendekati sempurna.
Saat electrolyser dipasang ke motor, Tonny menambahkan alat tambahan khusus berupa AC to DC converter yang dijumper ke kabel sepul pengisian sebagai sumber listrik electrolyzer. "Kawat elektroda di dalam tabung electrolyzer dialiri listrik DC (direct current} berkisar antara 3-12 volt dengan arus 2-3 Ampere," jelas Apri, teknisi UA.
Tanpa alat AC to DC converter, aki cepat tekor karena rata-rata aki motor hanya berkemampuan 3,5-7 Ampere. Saat dihidupkan, tegangan ke electrolyserter terbaca 11,46 Volt dengan arus 2 Ampere di Avometer.
Sebelum dites, setelan udara karburator dibuat 3,5 putaran (3,5 x 360°) dari posisi menutup dengan stasioner 1.250 rpm. Pengetesan sengaja dilakukan saat heavy traffic dengan rute Kebon Jeruk-Sawangan (Depok). Untuk mengetahui jumlah bahan bakar dengan presisi, dipakai tangki botol berkapasitas 1 liter yang disambuni kan langsung ke karburator.
Hasil tes menunjukkan penghematan cukup signifikan hingga 40% dengan kondisi berkei dara 'stop and go'. Variasi kecepatan antara 2 hingga 80 km/jam dengan batas putaran mesin tak lebih dari 6.000 rpm. Sementara tes perform tak menunjukkan penurunan. Sebaliknya dengan daya ledak yang jauh lebih baik, akselerasi lebih terjaga di segala putaran mesin. • KI:X
No comments:
Post a Comment