
Buku ini menunjukkan pemahaman berbagai isu yang dimiliki Obama merentang dari masalah politik dalam negeri -kisah susahnya memperoleh akses pendidikan murah tapi bermutu hingga masalah internasional yang membutuhkan ketajaman berpikir dan bacaan yang banyak: soal Rusia, Timur Tengah, perang yang digelorakan kalangan konservatif demi tujuan yang tidak jelas
(Ruang Baca, Koran Tempo, Ed.50, Mei 2008)
Sedemikian banyak buku tentang Obama, pada dasarnya semua terpusat pada cerita tentang kedekatan Obamadengan Indonesia, serta analisa kebijakan politiknya. Banyak yang menilai sedikit banyaknya kedekatan masa lalu Obama dengan Indonesia ikut mempengaruhi pandangannya tentang dunia Islam dan Muslim. Uniknya, ada satu buku yang menakar nasib apa yang akan menimpa Obama jika ia jadi presiden Amerika Serikat. Termasuk kemungkinan terbunuhnya Obama.
Kecuali satu buku terbitan Ufuk Press yang diterjemahkan dari buku berbahasa Inggris karya asli Obama, buku-buku lain yang beredar di toko buku adalah karya penulis lokal. Sebagian ditulis dengan bersandar pada penelusuran dan wawancara dengan orang-orang yang berkaitan dengan masa kecil Obama, sebagian lainnya berupa kompilasi dari beragam artikel tentang Obama.
Kami ajak Anda melongok isi buku tentang Obama itu.
Judul buku : MENERJANG HARAPAN: DARI JAKARTA MENUJU GEDUNG PUTIH
Penulis : Barack Obama
Penerbit : Ufuk Press
Tahun terbit ::2007
Ini buku kedua karya Obama, namun buku pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku hard-cover ini aslinya diluncurkan pada 2006, ketika Obama memastikan diri sebagai salah satu kandidat dari partai Demokrat untuk berlaga menuju Gedung Putih. Setahun kemudian, Ufuk mendapat hak edarnya dalam bahasa Indonesia.
Buku setebal 527 halaman ini berisi gagasan, pikiran, dan pandangan pria kelahiran Hawaii, 4 Agustus 1961 ini. Bab tentang Indonesia ditaruh paling depan di bawah judul, Dunia di Luar Tapal Batas Kita. Ufuk sengaja memilih strategi ini agar pembaca Indonesia yang punya ikatan emosi dengan kisah Obama bisa langsung menikmati cerita masa kecilnya di Jakarta.
Diterjemahkan dari edisi aslinya,The Audacity of Hope, yang diambil dari frasa yang kerap digunakan Obama saat ia berkampanye,buku ini diterbitkan Ufuk Press dengan judul Menerjang Harapan: Dari Jakarta Menuju Gedung Putih. Keputusan penerbit untuk memilih sub-judul yang memikat ini terbukti jitu mengingat kedekatannya dengan Indonesia.
Buku ini dibuka dengan bab kenangan masa kecil Barry -panggilan Obama di Jakarta saat ia berusia 6 hingga 10 tahun. la ikut sang ibu, Ann Dunham ke Jakarta setelah menikah lagi dengan Seotoro, usai berpisah dengan ayah kandung Obama, barack Hussein Obama Senior.
Dalam bab Dunia di Luar Tapal Batas Kita itu, Obama bercerita bagaimana keluarganya hidup serba sederhana, tapi dalam situasi yang menyenangkan. Sedemikian sederhananya, ayah tiri dan ibunya tidak mampu menyekolahkan Obama ke sekolah internasional bagi anak ekspatriat. Jadilah Obama bersekolah di sekolah negeri dan berbaur dengan anak-anak tukang jahit, petani, dan pelayan.
Soal terorisme juga menarik perhatian Obama. la menulis kenangannya akan Bali saat berbicara tentang terorisme. la menyebut keinginannya untuk kembali ke Indonesia dan Bali, namun dunia yang mengecil karena kemudahan teknologi justru membuat Obama melihat "Indonesia terasa lebih jauh sekarang dibandingkan tiga puluh tahun yang lalu."
Buku ini menunjukkan pemahaman berbagai isu yang dimiliki Obama merentang dari masalah politik dalam negeri -kisah susahnya memperoleh akses pendidikan murah tapi bermutu hingga masalah internasional yang membutuhkan ketajaman berpikir dan bacaan yang banyak: soal Rusia, Timur Tengah, perang yang digelorakan kalangan konservatif demi tujuan yang tidak jelas ("apa yang tidak dapat saya dukung adalah sebuah perang yang tolol, perang yang gegabah, perang yang bukan didasari oleh alasan, melainkan oleh nafsu, yang bukan didasari oleh prinsip, melainkan oleh politik").
Berganti-ganti dengan kisah tentang kehidupan pribadinya, Obama juga menyelinapkan pikiran dan pandangannya tentang nilai-nilai terus berubah: orang tua tunggal, peliknya bertahan dengan satu penghasilan, istri yang keluar rumah untuk menunjang penghasilan keluarga, isu aborsi, dan persoalan pernikahan sejenis, yang menjadi isu sensitif bagi kalangan Republiken. • ANGELA
Kecuali satu buku terbitan Ufuk Press yang diterjemahkan dari buku berbahasa Inggris karya asli Obama, buku-buku lain yang beredar di toko buku adalah karya penulis lokal. Sebagian ditulis dengan bersandar pada penelusuran dan wawancara dengan orang-orang yang berkaitan dengan masa kecil Obama, sebagian lainnya berupa kompilasi dari beragam artikel tentang Obama.
Kami ajak Anda melongok isi buku tentang Obama itu.
Judul buku : MENERJANG HARAPAN: DARI JAKARTA MENUJU GEDUNG PUTIH
Penulis : Barack Obama
Penerbit : Ufuk Press
Tahun terbit ::2007
Ini buku kedua karya Obama, namun buku pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku hard-cover ini aslinya diluncurkan pada 2006, ketika Obama memastikan diri sebagai salah satu kandidat dari partai Demokrat untuk berlaga menuju Gedung Putih. Setahun kemudian, Ufuk mendapat hak edarnya dalam bahasa Indonesia.
Buku setebal 527 halaman ini berisi gagasan, pikiran, dan pandangan pria kelahiran Hawaii, 4 Agustus 1961 ini. Bab tentang Indonesia ditaruh paling depan di bawah judul, Dunia di Luar Tapal Batas Kita. Ufuk sengaja memilih strategi ini agar pembaca Indonesia yang punya ikatan emosi dengan kisah Obama bisa langsung menikmati cerita masa kecilnya di Jakarta.
Diterjemahkan dari edisi aslinya,The Audacity of Hope, yang diambil dari frasa yang kerap digunakan Obama saat ia berkampanye,buku ini diterbitkan Ufuk Press dengan judul Menerjang Harapan: Dari Jakarta Menuju Gedung Putih. Keputusan penerbit untuk memilih sub-judul yang memikat ini terbukti jitu mengingat kedekatannya dengan Indonesia.
Buku ini dibuka dengan bab kenangan masa kecil Barry -panggilan Obama di Jakarta saat ia berusia 6 hingga 10 tahun. la ikut sang ibu, Ann Dunham ke Jakarta setelah menikah lagi dengan Seotoro, usai berpisah dengan ayah kandung Obama, barack Hussein Obama Senior.
Dalam bab Dunia di Luar Tapal Batas Kita itu, Obama bercerita bagaimana keluarganya hidup serba sederhana, tapi dalam situasi yang menyenangkan. Sedemikian sederhananya, ayah tiri dan ibunya tidak mampu menyekolahkan Obama ke sekolah internasional bagi anak ekspatriat. Jadilah Obama bersekolah di sekolah negeri dan berbaur dengan anak-anak tukang jahit, petani, dan pelayan.
Soal terorisme juga menarik perhatian Obama. la menulis kenangannya akan Bali saat berbicara tentang terorisme. la menyebut keinginannya untuk kembali ke Indonesia dan Bali, namun dunia yang mengecil karena kemudahan teknologi justru membuat Obama melihat "Indonesia terasa lebih jauh sekarang dibandingkan tiga puluh tahun yang lalu."
Buku ini menunjukkan pemahaman berbagai isu yang dimiliki Obama merentang dari masalah politik dalam negeri -kisah susahnya memperoleh akses pendidikan murah tapi bermutu hingga masalah internasional yang membutuhkan ketajaman berpikir dan bacaan yang banyak: soal Rusia, Timur Tengah, perang yang digelorakan kalangan konservatif demi tujuan yang tidak jelas ("apa yang tidak dapat saya dukung adalah sebuah perang yang tolol, perang yang gegabah, perang yang bukan didasari oleh alasan, melainkan oleh nafsu, yang bukan didasari oleh prinsip, melainkan oleh politik").
Berganti-ganti dengan kisah tentang kehidupan pribadinya, Obama juga menyelinapkan pikiran dan pandangannya tentang nilai-nilai terus berubah: orang tua tunggal, peliknya bertahan dengan satu penghasilan, istri yang keluar rumah untuk menunjang penghasilan keluarga, isu aborsi, dan persoalan pernikahan sejenis, yang menjadi isu sensitif bagi kalangan Republiken. • ANGELA
No comments:
Post a Comment