Sunday, May 11, 2008


PREDIKSI MASA DEPAN ASIA

Hampir seluruh artikel dan kolomnya juga mengupas seluk-beluk bisnis dan pelbagai perusahaan di Asia. Itu sebabnya, ia lalu dijuluki sebagai penulis spesialis Asia karena memang analisisnya begitu tajam dan mendalam
(Erwin Y. Salim, GATRA, Mei 2008)

Sejumlah kecenderungan perubahan besar mewarnai wajah negam-negara Asia dimasa depan. Ada masalah kependudukan dan kualitas SDM yang bakal dihadapi beberapa negeri, terutama Cina dan India.

Membaca judul buku ini, segera teringat di benak kita sekitar dua dasawarsa silam buku yang amat fenomenal: The Future Shock. Dalam buku ini, Alvin Toffler, si penulis yang ditabalkan sebagai futurolog dan filsuf mutakhir, meramalkan beragam kecenderungan perubahan besar yang melanda masyarakat dunia dalam perubahan peradaban di ujung abad ke-20 dan memasuki abad ke-21. Terutama perubahan struktural yang terjadi dalam revolusi dari masyarakat industri menuju masyarakat superindustri

Seperti halnya upaya Toffler, Michael Backman dalam buku ini juga meramalkan sejumlah kecenderungan besar yang melanda Asia di masa depan —setidaknya hingga 2030. Ramalannya mencakup bidang yang sangat luas, mulai masalah kependudukan yang bakal dihadapi sejumlah negara Asia, kekuatan militer, ekonomi dan dunia usaha, dunia medis dan kesehatan, hingga perkembangan teknologi nuklir. Secara partikular pula ia mencoba meneropong masa depan negara semacam Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Michael di sini menyajikan 25 butir hasil telaahnya berdasarkan perkembangan yang terjadi di Asia dalam satu dasawarsa terakhir. Semua memperlihatkan risiko dan peluang yang muncul dalam beberapa dasawarsa ke depan. Dalam masalah kependudukan, misalnya, banyak negara di Asia akan mengalami ledakan urbanisasi. Jumlah penduduk Cina diperkirakan mencapai 1,5 milyar pada 2030. Demikian pula India yang jumlah penduduknya suatu ketika diperkirakan bisa menyusul Cina. Sebaliknya, beberapa negeri justru akan mengalami kekurangan penduduk, seperti Jepang, Taiwan, dan Singapura.

Cina dan India sebagai negara dengan populasi terbesar, menurut Michael, bakal menghadapi masalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kendati Pemerintah Cina tampak begitu serius mengelola bidang pendidikan, dengan kenaikan anggaran yang cukup fantastis, juga pengembangan bidang riset, negeri itu diperkirakan tetap kekurangan SDM berkualitas. Masalah utama yang dihadapi negeri itu tidak lain migrasi tenaga-tenaga ahlinya ke luar negeri dan menetap di negeri orang. Pemerintah Cina memang giat mengirim mahasiswanya belajar ke luar negeri, tapi paling banyak hanya sepertiganya yang kembali dan mengabdi di negeri sendiri. Sebaliknya dengan India yang dipandang terlalu sedikit menganggarkan dana untuk pendidikan. Negeri ini menghadapi masalah rumit dalam melahirkan SDM berkualitas di dalam negeri. Sistem seleksi yang teramat ketat dan jumlah pendidikan tinggi bermutu yang amat sedikit membuat sedikit sekali kaum muda pintar yang bisa mengenyam pendidikan yang layak. Walhasil, perusahaan-perusahaan besar India punya kecenderungan berinvestasi di luar negeri, terutama di negeri tempat para manajer cakap mudah ditemukan.

Edisi asli Asia Future Shock ini baru terbit pada akhir 2007. Dan ini bukan karya pertama Michael Backman. Sebelum buku ini, ia telah menulis setidaknya empat buku lain yang semuanya masuk kategori "international best-seller" versi beragam media semacam The Economist dan International Herald Tribune. Semua buku itu bertema ekonomi dan bisnis di Asia. Satu di antaranya, Asian Eclipse: Exposing the Dark Side of Business in Asia. Ada juga yang khusus menyoroti Cina, yakni Overseas Chinese Business Networks in Asia, yang diterbitkan pada 1995 oleh Pemerintah Australia.

Namanya dikenal sebagai penulis dan kolomnis di berbagai media terkemuka, seperti International Herald Tibune, Far Eastern Economic Review, Asian Wallstreet Journal, dan The Times. Hampir seluruh artikel dan kolomnya juga mengupas seluk-beluk bisnis dan pelbagai perusahaan di Asia. Itu sebabnya, ia lalu dijuluki sebagai penulis spesialis Asia karena memang analisisnya begitu tajam dan mendalam. Walau demikian, memang belum ada yang menempatkan namanya sejajar dengan futurolog Alvin Toffler dengan The Future Shock dan The Third Waves yang amat popular itu. IB


ERWIN Y. SALIM

No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes