Wednesday, December 26, 2007




Kisah-kisah Nyata Bowden

Oieh Haris Priyatna,
Editor buku

Bowden terkenal karena buku-buku kisah nyatanya yang memikat. Di samping Finders Keepers, Bowden telah menu¬iis Black Hawk Down, Killing Pablo, dan Guests of the Ayatollah. Dengan bukunya ini, sekali lagi Bowden membuktikan kepiawaiannya mengolah fakta menjadi kisah yang menarik (Haris Priyatna, Republika, 23-12-07)



Joey Coyle adalah seorang pengangguran dan pecandu narkoba. Suatu hari, dia menemukan sebuah kotak logam berisi uang satu juta dolar AS dijalan. Dengan sangat gembira, uang itu dibawanya pulang. Tapi, dia lalu bingung hendak diapakan uang sebanyak itu. Kemudian tersiar berita tentang uang milik bank yang jatuh saat diantar. Takut uang itu lenyap dari tangannya, Joey hendak lari ke luar negeri, tetapi tertangkap di bandara. Di pengadilan, Joey diputuskan bebas karena dinyatakan gila.

Kisah Joey ini termuat dalam buku Finders Keepers: The Sto¬ry of a Man Who Found $1 Million karya Mark Robert Bowden. Terjemahan bahasa Indonesianya telah diterbitkan oleh Ufuk Press dengan judul Joey: Si Frustrasi yang Beruntung. Kisah ini juga telah difilmkan dengan judul Money for Nothing pada tahun 1993 berdasarkan artikel Bowden, The Joey Coyle Story.

Bowden adalah secrang staf penulis untuk The Philadelphia /nquirer sepanjang 1979-2003 serta koresponden Atlantic Monthly. Dia juga menulis untuk The New Vorkerdan The New York Times. Bowden terkenal karena buku-buku kisah nyatanya yang memikat. Di samping Finders Keepers, Bowden telah menu¬iis Black Hawk Down, Killing Pablo, dan Guests of the Ayatollah.

Black Hawk Down: A Story of Modern War(1999) lebih dari setahun menempati daftar buku terlans New York Times. Pada tahun 2001, buku ini difilmkan. Buku ini berisi laporan tentang serangan AS terhadap Mogadishu, Somalia, pada 3 Oktober 1993, yang mengakibatkan tewasnya 19 serdadu AS dan lebih dari 500 warga Somalia.

Insiden itu berawal dengan jatuhnya dua helikopter AS dan berakhir dengan korban-korban AS diseret di jalan-jaian. Black Hawk Down menciptakan kembali, dengan detail yang persis, kekacauan berdarah hari itu, ketika soal kepahlawananjauh dari gambaran seperti di dalam film-film.

Untuk menulis buku ini, Mark Bowden melacak 50 veteran konflik itu sehingga dapat menghidupkan kembali Mogadishu dengan utuh. Dia membangun kepercayaan yang kuat dengan mereka sehingga mereka bercerita tentang segalanya. Dia menyampaikan suara dan perasaan membunuh — bagaimana rasanya melihat peluru menghantam lawan dan kepanikan klaustrofobia yang dirasakan ketika lawan yang ditembaki mulai .mendekat.

Pertempuran Mogadishu mengilhami beberapa buku dan film dokumenter. Pesawat-pesawat pengintai dan kamera-kamera pengamatan membuatnya menjadi salah satu pertempuran yang paling terdokumentasi. Namun, karya Bowdenlah yang paling akurat dan ekstensif, karena selain bersumber dari laporan orang pertama, dia berhasil mendapatkan akses ke dokurnen rahasia militer AS.

Bowden juga mewawancarai puiuhan pejuang Somalia sehing¬ga kita bisa memahami mengapa orang-orang Somalia yang marah melemparkan dirinya ke dalam rahang pasukan Ranger AS yang berteknologi tinggi, mengorbankan diri mereka hanya untuk member! pelajaran kepada pernerintah AS.

Buku kisah nyata lain yang digarap Bowden adalah buku laris Killing Pablo: The Hunt for the World's Greatest Outlaw (2001), yang menceritakan kisah pengejaran miliarder kokain Kolombia Pablo Escobar. Killing Pablo memenangkan Penghargaan Cornelius Ryan dari Overseas Press Club sebagai buku terbaik tahun 2001 dan dibuat filmnya dengan Bowden lagi sebagai penulis skenarionya, Dalarn buku ini, Bowden menggambarkan permainan tikus dan kucing selama 16 bulan yang akhirnya berhasil merobohkan sang bos kartel kokain Medellln itu dengan bantuan pernerintah AS.

"Killing Pablo," kata Bowden, "adalah kisah yangjauh lebih kompleks daripada Black Hawk Down, dan meliputi rentang waktu yangjauh lebih tama. Kisah ini sebetulnya dimulai pada 1949 dengan menguraikan secara ringkas sejarah jatuh-bangunnya Escobar. Black Hawk Down ditulis dalam prosa yang lurus dan pendek-pendek, paling cocok untuk menulis tentang sebuah pertempuran. Kilting Pablo lebih banyak paparannya. Adegan aksi baru muncul pada bagian akhir. Ini tantangan yang jauh lebih berbeda daripada Black Hawk Down

Buku terbaru Bowden sdalah Guests of the Ayatollah;The First Battle in America’s war With Militant Islam (2006). Buku ini membawa kita kembali ke Iran tahun 1979 saat terjadi 444 hari krisis penyanderaan warga Amerika di kedutaan AS di Teheran oleh sekelompok mahasiswa Iran militan

Guest of Ayatollah adalah buku yang memikat—sejarah yang ditulis thriller, sebuah narasi yang penuh dengan ketegangan dari salah satu episode yang paling dramatis dalam diplomasi AS. Dengan bukunya ini, sekali lagi Bowden membuktikan kepiawaiannya mengolah fakta menjadi kisah yang menarik.


No comments:

Twitter Facebook

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes